Pertamina melalui PT Pertamina Geothermal Energy (PGE) terus memperkuat komitmen transisi energi dengan mengembangkan Pilot Plant Green Hydrogen di Ulubelu, Lampung. (Dok. Pertamina)
Selain itu, Green Hydrogen Ulubelu menjadi langkah penting dalam dekarbonisasi sektor energi nasional. Jika dibandingkan dengan produksi grey hydrogen berbasis Steam Methane Reforming (SMR) yang menghasilkan emisi 12–14 kg CO₂ per kg H₂, maka green hydrogen berbasis PLTP hanya menghasilkan sekitar 2 kg CO₂ per kg H₂.
“Pertamina tidak hanya fokus pada penyediaan energi bersih, tetapi juga memastikan setiap langkah transisi energi berdampak pada masyarakat, membuka lapangan kerja baru, dan mengurangi emisi karbon. Green Hydrogen Ulubelu adalah tonggak penting menuju Indonesia hijau dan berkelanjutan,” ujar Fadjar.
Dari aspek Investasi, total belanja modal (CAPEX) untuk pembangunan Pilot Plant Green Hydrogen Ulubelu mencapai 3 juta USD. Investasi ini diarahkan untuk pengadaan teknologi electrolyzer berbasis Anion Exchange Membrane (AEM), pembangunan infrastruktur pendukung, serta kolaborasi dengan berbagai vendor teknologi energi hijau.
Groundbreaking Pilot Plant Green Hydrogen diresmikan pada 9 September 2025 di Ulubelu Lampung. Lebih dari sekadar proyek energi, Green Hydrogen Ulubelu menghadirkan peluang kerja, meningkatkan keterampilan masyarakat, dan membuka jalan bagi ekosistem ekonomi baru yang ramah lingkungan. Pertamina optimis, keberhasilan transisi energi dapat tercapai dengan melibatkan masyarakat sebagai bagian dari perubahan.