Gubernur Jabar, Dedi Mulyadi (IDN Times/Azzis Zulkhairil)
Menurut dia, penanganan banjir Bandung Raya memerlukan kerja besar yang mencakup normalisasi sungai, pengerukan sedimentasi, pembenahan tata ruang, penanaman kembali kawasan pegunungan, serta menghidupkan kembali danau-danau alami yang kini telah berubah menjadi kawasan permukiman.
Dedi juga menyinggung banjir yang berulang di berbagai titik wilayah Kabupaten Bandung tidak terlepas dari kerusakan di kawasan hulu, seperti di Ciwidey dan Pangalengan.
Dia telah berkoordinasi langsung dengan Bupati Bandung guna menindaklanjuti temuan alih fungsi lahan yang menyebabkan meningkatnya volume dan kecepatan arus air.
"Saya ingatkan kepada pihak yang menebang pohon teh dan pohon lainnya untuk dijadikan perkebunan sayur. Inilah dampak dari yang Saudara lakukan. Semoga pelaku pengrusakan seluas 160 hektare itu segera ditahan," ujar dia.
Selain alih fungsi menjadi perkebunan sayur, Dedi juga menyoroti menjamurnya kawasan wisata yang mengubah daerah resapan air menjadi bangunan permanen. Banyak permukiman masyarakat juga masih berdiri di wilayah sepadan sungai, membuat rendaman air semakin parah saat debit naik.
Dedi menyampaikan tiga langkah penting yang akan dilakukan Pemprov Jabar untuk memulihkan kawasan Kabupaten Bandung, salah satunya mengembalikan tata ruang ke fungsi alam.
"Tata ruang harus dikembalikan ke fungsi alam. Ruang hijau harus diperbanyak meskipun pasti ada reaksi dan kemarahan karena banyak pihak selama ini menikmati fasilitas alam secara tidak tepat," kata dia.