Gubernur DKI Jakarta, Pramono Anung, menghadiri kegiatan panen padi bersama sekaligus menyerahkan berbagai bantuan sarana pertanian kepada Gabungan Kelompok Tani Karawang di Desa Kutawargi, Kecamatan Rawamerta, Kabupaten Karawang, Selasa (6/5) (Jakarta.go.id)
Tak hanya di Karawang dan Jakarta Utara, Food Station juga memperluas kerja sama pertanian ke Provinsi Lampung. Pada 20 Mei 2025, PT Food Station Tjipinang Jaya melakukan penanaman padi bersama dan penandatanganan kerja sama contract farming dengan PP Berkah Jaya dan Gapoktan Tama Jaya di Kabupaten Pringsewu, Lampung.
Food Station menyebut kerja sama ini sebagai tindak lanjut dari kesepakatan antara Gubernur Jakarta Pramono Anung dan Gubernur Lampung Rahmat Mirzani Djausal. Kerja sama ditujukan untuk menjaga dan menjamin pasokan beras ke Jakarta yang mencapai 82.000 ton per bulan.
Bupati Pringsewu, Riyanto Pamungkas, menjelaskan, wilayahnya memiliki surplus beras sekitar 60.000 ton per tahun, yang siap mendukung ketahanan pangan DKI. Ia mengatakan, produksi gabah kering giling (GKG) di Kabupaten Pringsewu 91.835 ton beras, dengan kebutuhan konsumsi beras masyarakat setempat sebesar 31.084 ton/tahun.
Hingga kuartal pertama 2025, Food Station telah menjalin contract farming di lahan seluas 8.000 hektare. Dengan tambahan kerja sama di Pringsewu, target 10.000 hektare mendekati realisasi.
Kerja sama lintas provinsi ini menunjukkan bahwa ketahanan pangan Jakarta bukan hanya soal produksi lokal, melainkan juga kemampuan menjalin kemitraan strategis dengan sentra-sentra pertanian utama di Tanah Air.
Sementara itu, Linda (45), ibu rumah tangga di Jakarta Barat, berharap stabilitas harga jadi salah satu hasil nyata dari program ini. “Kalau pangan dari Karawang dipasok ke Jakarta lewat jalur resmi, harga beras bisa lebih stabil. Apalagi kalau pemerintah jamin panennya diserap. Bagus sih menurut saya langkah ini,” ujar Linda.
Gubernur Pramono menyadari pangan bukan hanya soal ekonomi, tapi juga soal keberlanjutan. Hal ini sekaligus menciptakan kesejahteraan yang adil dan merata bagi kedua daerah.
“Ke depan, kolaborasi antardaerah produsen yang surplus atau kelebihan produksi yang selama ini telah terjalin dapat terus diperkuat demi mewujudkan ketahanan pangan yang berkelanjutan,” tutupnya. (WEB)