Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Ilustrasi pelaksanaan Makan Bergizi Gratis (MBG). (IDN Times/Tunggul Damarjati)
Ilustrasi pelaksanaan Makan Bergizi Gratis (MBG). (IDN Times/Tunggul Damarjati)

Intinya sih...

  • P2G sudah memberikan saran agar MBG dimoratorium dan dievaluasi atau dihentikan sementara.

  • Menurutnya, hal ini dilakukan untuk mendeteksi apa saja yang perlu diperbaiki, dari sisi regulasi, keamanan dan kebersihan, kelayakan vendor, kendala teknis, dan risiko-risikonya.

  • Mengganggu proses belajar mengajar Dia mengungkapkan, pelibatan guru secara teknis dalam distribusi MBG di sekolah sangat mengganggu proses belajar mengajar.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times - Kasus keracunan Program Makan Bergizi Gratis (MBG) terjaadi di berbagai daerah, alhasil ada solusi guru diminta mencicipi lebih dulu makanan sebelum diberikan ke anak. Menanggapi hal ini, Perhimpunan Pendidikan dan Guru (P2G) menolak guru menjadi penanggung jawab.

Kepala Bidang Advokasi Guru P2G, Iman Zanatul Haeri menyatakan Surat Edaran Nomor 5 Tahun 2025 dari Badan Gizi Nasional (BGN) tentang "Pemberian Insentif Bagi Guru Penanggung Jawab Program Makan Bergizi Gratis di Sekolah Penerima Manfaat" adalah bentuk lepas tangan BGN terhadap kasus-kasus keracunan MBG yang akhir-akhir ini makin marak terjadi.

“Menurut kami dengan terbitnya SE ini patut diduga BGN mencoba lepas tangan dari tanggung jawab terhadap fenomena keracunan MBG di sekolah," kata Iman dalam keterangan resminya, dikutip Senin (6/10/2025).

1. Sudah minta MBG dimoratorium dan dievaluasi

SPPG menyiapkan paket makanan program Makan Bergizi Gratis (MBG) (IDN Times/Yosafat Diva Bayu Wisesa)

Sejak Mei 2025, P2G sudah memberikan saran agar MBG dimoratorium dan dievaluasi atau dihentikan sementara. Menurutnya, hal ini dilakukan untuk mendeteksi apa saja yang perlu diperbaiki, dari sisi regulasi, keamanan dan kebersihan, kelayakan vendor, kendala teknis, dan risiko-risikonya.

2. Mengganggu proses belajar mengajar

Salah satu menu MBG dengan pengawasan ketat untuk meminimalisir keracunan makanan, Rabu (1/10/2025).(IDN Times/Cokie Sutrisno)

Dia mengungkapkan, pelibatan guru secara teknis dalam distribusi MBG di sekolah sangat mengganggu proses belajar mengajar.

“Bayangkan, pertama MBG datang, guru harus menalikan ulang agar bisa diangkut ke tiap kelas, kemudian guru-guru harus mencicipinya terlebih dahulu, mengawasi agar langsung dimakan murid, dan membereskannya kembali. Jika wadahnya hilang, sekolah justru harus mengganti,” kata Iman.

3. Guru mencicipi MBG memiliki dua konsekuensi

Ratusan siswa di Timor Tengah Selatan (TTS), NTT, mengalami keracunan MBG. (Dok Polres TTS)

Dia juga mengatakan, guru mencicipi MBG memiliki dua konsekuensi. Pertama, guru tidak memiliki kemampuan mendeteksi makanan beracun dan bukan tugas guru, apalagi jika nanti berpengaruh pada kesehatan dan keselamatan guru sendiri.

Editorial Team