Erick Thohir ikut meramaikan joget gemoy Capres nomor urut 2, Prabowo Subianto dalam acara Komunitas Ojol Penggemar Erick Thohir (OjolET). (IDN Times/Vadhia Lidyana)
Efektivitas komunikasi pasangan Prabowo-Gibran, kata dia, bergantung kepada tim kampanyenya.
“Kalau dibilang efektif relatif karena tergantung supporting timnya. Kalau gak ada supporting tim yang bagus, gak efektif karena (Prabowo-Gibran) gak banyak omong. Berbeda dengan Mas Ganjar sama Mas Anies yang sangat talkative, yang sangat bagus public speaking-nya,” ujarnya.
Namun, kata dia, banyak berbicara atau tidak, berpengaruh kecil dalam efektivitas komunikasi paslon. Sebab yang paling penting adalah positioning.
“Nah, di sini lah menurut saya kehebatannya tim Prabowo-Gibran karena positioning-nya jelas. Mas Anies (berposisi) perubahan, artinya yang sudah berjalan sama dia diubah, dia mau berubah. Mas Ganjar (berposisi) mau begini, arah baru ke sini. Satu-satunya yang positioning-nya benar ke depan menuju Indonesia emas sesuai Pak Jokowi adalah Prabowo-Gibran, melanjutkan dan menyempurnakan,” sebutnya.
Gus Ipang meyakinkan, positioning pasangan Prabowo-Gibran yang melanjutkan Jokowi paling tepat karena berdasarkan lembaga survei, publik memberikan approval rating di atas 75 persen kepada kinerja Jokowi saat menjabat.
“Itulah kenapa dari awal, pada waktu Mas Anies bilang perubahan, saya bilang sama timnya, 'lu salah pake perubahan.' Ada namanya approval rating, nanti kalian tidak akan lebih dari 25 persen, kalian tidak mengambil ceruknya 75 persen ini,” ujarnya.
Menurut dia, paslon yang dianggap dekat dengan Jokowi akan mendapatkan suara 75 persen tersebut.
“Dulu ingat kan ada yang U20, itu udah tuh mulai tuh berseberangan antara Pak Jokowi sama Mas Ganjar karena tidak mau ngikutin. Artinya poin plus ada di Prabowo, apalagi begitu Mas Gibran masuk,” ujarnya.
Oleh sebab itu, berdasarkan hasil quick count, Gus Ipang menyebut pasangan Ganjar-Mahfud hanya dapat suara dari Partai Demokrat Indonesia Perjuangan (PDIP).
“Jadi dari 75 persen modal dasarnya, Mas Ganjar hanya mendekati PDI perjuangan, makanya sekarang mendapatkan 16-17 persen berdasarkan quick count. Artinya itu hanya suaranya PDIP yang non-PDIP gak ada,” ujar Gus Ipang.