Ilustrasi beras Bulog. (dok. Humas Perum BULOG tahun 2023)
Direktur lembaga kajian Next Policy, Yusuf Wibisono, mengkritisi impor beras besar-besaran yang digaungkan pemerintah. Ia menyoroti menurunya produksi nasional beras dari Januari sampai Juli 2024, dibandingkan periode yang sama pada 2023.
“Jatuhnya produksi beras nasional di semester pertama 2024 ini menguatkan kecenderungan penurunan kapasitas produksi beras nasional dalam enam tahun terakhir,” ujar dia.
Yusuf menjelaskan sejak 2018, produksi beras nasional menunjukkan kecenderungan menurun. Ia mengungkapkan, pada 2018 produksi beras nasional masih mencapai 33,9 juta ton, namun pada 2023 turun menjadi 30,9 juta ton.
“Jatuhnya produksi beras nasional banyak diklaim karena faktor iklim akibat el-nino yang bermula sejak Juni 2023, dan berlanjut hingga pertengahan 2024 ini, yang menciptakan kekeringan di sebagian besar wilayah sentra padi,” ungkapnya.
Kendati, Yusuf menilai, tendensi kenaikan harga beras yang telah terjadi sejak 2022 membantah klaim kenaikan harga beras semata karena faktor el-nino. Menurutnya, kenaikan harga beras yang persisten terjadi dalam tiga tahun belakangan, memperlihatkan adanya masalah struktural yang serius.