Dosen komunikasi politik dari Universitas Paramadina, Hendri Satrio. (www.instagram.com/@hendrisatrio)
Pengajar komunikasi politik di Universitas Paramadina, Hendri Satrio, menilai penyebab Bongbong Jr. bisa terpilih menjadi Presiden di Filipina usai 40 tahun sang ayah lengser lantaran pemerintahan sebelumnya gagal menciptakan kesejahteraan bagi rakyat. Alhasil, rakyat banyak terbuai dengan nostalgia seolah-olah kondisi perekonomian Filipina lebih baik ketika dipimpin oleh Marcos Sr.
"Bila terjadi perubahan yang signifikan dalam kesejahteraan rakyat Filipina, pasti sejarah tidak akan berulang. Ini semata-mata bukan sejarah saja, tapi bagaimana rakyat secara ekonomi bisa nyaman. Ketika rakyat tidak nyaman, maka yang mendominasi adalah nostalgia," ungkap Hendri kepada IDN Times melalui pesan suara pada 22 Mei 2022 lalu.
Ia menilai pemilih Bongbong Jr. bukan saja datang dari generasi Z di Filipina. Orang tua dari generasi Z itu turut berkontribusi atas kemenangan Bongbong dengan memberikan informasi bahwa seolah-olah kepemimpinan di era Marcos jauh lebih baik.
Ia pun menyebut bisa saja peristiwa yang terjadi di Filipina terulang juga di Indonesia. Trah Suharto tetap berpeluang kembali ke tampuk kekuasaan bila pemerintah gagal memberikan kesejahteraan bagi rakyat.
"Kedua, bagaimana kedewasaan berpolitik rakyat untuk memilih pemimpin yang terbaik saat ini. Lalu, belajar dari sejarah. Jadi, bila kesejahteraan itu mampu diwujudkan, perut rakyat tidak lapar, maka rakyat akan setia pada kekuasaan atau rezim," kata dia.
Sebaliknya, bila kondisi rakyat tetap kelaparan, maka tak menutup kemungkinan bisa terbuai untuk kembali ke era Orde Baru. "Apalagi orang Indonesia kan mayoritas memiliki tiga kesamaan yaitu mudah lupa, mudah memaafkan dan suka nostalgia," tuturnya lagi.