Petani mengecek tanaman cabai di sawah. IDN Times/Istimewa
Tak hanya itu, para petani juga mengeluh tanaman cabai rawit yang siap panen juga diserang hama hewan kecil yang meninggalkan telur dan merusak hasil panen. Tanaman cabai yang mulai berbuah hingga siap panen tiba-tiba rontok, sebagian juga mengalami pembusukan.
Seorang petani, Arik, mengatakan, serangan penyakit itu membuat hasil panennya menurun drastis. Di lahan seluas kira-kira 200 meter persegi miliknya, biasanya dia bisa memanen 1,5 kuintal cabai rawit. Tapi, pada panen kali ini hasilnya tidak sampai 1 kuintal.
”Selain penyakit petek, hama hewan kecil-kecil itu meninggalkan telur dan membut cabai busuk,” ucapnya.
Penyakit petek itu membuat kulit cabai hitam mengering. Sementara itu, bagian dalam buah mengalami pembusukan sehingga cabai tidak laku dipasaran. Dikatakan dia, cabai kering dijual dengan harga Rp25 ribu per kilogram. Harga itu berbeda jauh dengan cabai masak yang saat ini berada diangka Rp70 ribu per kilogram.
”Yang busuk-busuk itu dikeringkan terus disimpan. Nanti kalau sudah lewat musim panen, bisa dijual mahal,” ujarnya.