Mengenai daftar barang yang sampai 1 rim atau 500 lembar, Tigor juga mennyayangkan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) yang tidak bertanya langsung kepada Roy Suryo mengenai laporan belanja Kemenpora.
“Daftar barang itu sampai 1 rim loh, 500 lembar, bacanya capek. Jenis barang yang sama diputar-putar pembahasannya sampai ke ujung," jelas Tigor.
Dia lalu menjabarkan masalah versi kliennya. Menurut Tigor, masalah ini muncul ketika BPK bertanya ke Kemenpora mengenai ada belanja sekitar Rp9 miliar. "Barang-barangnya mana? Dijawab Kemenpora ‘dibawa Pak Roy’, Jadi, BPK tidak langsung tanya ke Roy," kata dia.
Dia mengakui, belanja tersebut memang terjadi di era Roy menjadi menpora. Namun, kliennya membantah mengurusi semua barang-barang itu, apalagi membawanya pulang ketika selesai tugas sebagai menteri tahun 2014.
“Kalau ada kesalahan, mungkin adanya di oknum Kemenpora. Praduga kami seperti itu. Kenapa? Karena mulai dari kepala rumah tangga sampai ajudan yang menyimpan ya orang Kemenpora. penanggung jawab itu Kemenpora, bukan orang Pak Roy. Pak Roy ambil orang dari Kemenpora, tidak ada orangnya dia," jelasnya.
"Misalnya, habis pake jas hujan, pasti dikasih ke orang Kemenpora (ajudan). Baju banjir, sudah selesai, buka dikasih ke ajudan ke Kemenpora,” papar Tigor.