Film Jenderal Soedirman (2015) (uc.ac.id)
Insiden bersenjata muncul di Kota Magelang hingga terjadi pertempuran. Di Magelang, tentara sekutu bertindak sebagai penguasa yang mencoba melucuti Tentara Keamanan Rakyat (TKR) dan membuat kekacauan. TKR Resimen Magelang pimpinan Letkol M Sarbini membalas tindakan itu, dengan mengepung tentara sekutu dari segala penjuru. Korban berjatuhan dari kedua pihak.
Kemudian, seperti dilansir historia.id, Panglima Garnisun Inggris di Magelang Letkol Edwards, yang tiba pada akhir Oktober 1945, mengadakan perundingan dengan penguasa setempat untuk menghentikan pertempuran. Karena tak menghasilkan kesepakatan, Brigjen Bethel lalu mengambilalih.
Dia berunding dengan Presiden Sukarno yang sedang bersafari. Perundingan pada 2 November 1945 itu selain menghasilkan kesepakatan gencatan senjata, juga menghasilkan kesepakatan pembentukan Contact Committee, yang bertugas memastikan kelancaran pembebasan tawanan dan interniran sekutu.
Akhirnya, lima pemimpin Indonesia dan lima perwira Inggris masuk ke dalam komite tersebut. Inggris memberi bantuan senjata Lee & Field kepada Indonesia, sementara Indonesia menjamin suplai bensin dan makanan kepada pasukan Inggris.
Setelah genjatan senjata dilakukan, pasukan sekutu diam-diam meninggalkan Kota Magelang dan menuju ke benteng Ambarawa. Mengetahui hal tersebut, Resimen Kedu Tengah di bawah pimpinan Letkol M Sarbini segera mengadakan pengejaran terhadap mereka.
Dalam peristiwa tersebut, pasukan sekutu mencoba menduduki dua desa di sekitar Ambarawa. Di bawa pimpinan Letkol Isdiman, pasukan Indonesia berusaha kembali membebaskan dua desa itu. Namun, Letkol Isdiman gugur terlebih dahulu.
Gugurnya Letkol Isdiman menjadi pukulan keras bagi Komandan Divisi V Banyumas, Jenderal Soedirman. Ia merasa kehilangan seorang perwira terbaiknya. Dia memutuskan untuk turun ke lapangan dan langsung memimpin pertempuran.