Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Presiden Jokowi beri sambutan di acara Pembukaan Inovasi Indonesia Expo 2020 pada Selasa (10/11/2020) (Dok. Biro Pers Kepresidenan)
Presiden Jokowi beri sambutan di acara Pembukaan Inovasi Indonesia Expo 2020 pada Selasa (10/11/2020) (Dok. Biro Pers Kepresidenan)

Jakarta, IDN Times - Presiden Joko "Jokowi" Widodo mengucapkan selamat Hari Perempuan Internasional. Hari tersebut diperingati setiap tanggal 8 Maret.

"Jokowi menyebut, perempuan adalah sosok yang tangguh di berbagai medan. Menurutnya, perempuan adalah sosok penyelamat di tengah kesusahan," tulis Jokowi di akun Instagramnya, Selasa (8/3/2022).

"Di saat dunia dilanda ketidakpastian dan manusia dihentak bencana, pandemi, bahkan perang, kita menyaksikan perempuan-perempuan yang menjadi penyelamat dan penuh daya," katanya.

1. Sejarah Hari Perempuan Internasional yang diperingati setiap 8 Maret

ilustrasi perempuan (IDN Times/Arief Rahmat)

Hari Perempuan Internasional diperingati setiap 8 Maret. Pada tahun 2022 ini, International Women’s Day mengusung tema #BreakTheBias. Komunitas mengajak para wanita untuk menyuarakan kesetaraan gender.

Pada Hari Perempuan Internasional ini, tema tersebut juga memiliki pesan agar perempuan bisa bebas dari bias dan bisa mengekspresikan diri maupun pikirannya di mana pun.

2. Berawal dari demonstrasi besar-besaran yang melibatkan 15.000 perempuan pada 1908

Ilustrasi kekerasan pada perempuan dan anak. (IDN Times/Aditya Pratama)

Pada 1908, terjadi demonstrasi besar-besaran yang melibatkan 15.000 perempuan. Para perempuan tersebut berbaris di New York City, Amerika Serikat, untuk menuntut hak mereka. Antara lain jam kerja yang lebih pendek, gaji yang lebih baik, dan hak untuk memilih.

Setahun setelah aksi demonstrasi tersebut, Partai Sosialis Amerika mendeklarasikan Hari Perempuan Nasional. Wanita bernama Clara Zetkin kemudian mengusulkan merayakan hari tersebut di setiap negara.

3. Pengajuan Hari Perempuan Internasional

emblem PBB (instagram.com/unitednations)

Clara Zetkin mengusulkan merayakan Hari Perempuan di setiap negara. Ia mengajukan usulannya itu pada Konferensi Internasional Perempuan Pekerja. Konferensi tersebut dihadiri 100 perempuan dari 17 negara.

Usulan tersebut mendapat persetujuan dengan suara yang bulat. Akhirnya, pada 19 Maret 1911 perayaan ini dilakukan pertama kali di Austria, Denmark, Jerman, dan Swiss.

Pada 8 Maret 1913, para perempuan di Rusia menggelar aksi damai dalam menentang Perang Dunia I. Setahun kemudian, para perempuan seantero Eropa melakukan aksi yang sama pada tanggal tersebut.

Pada era Perang Dunia II, 8 Maret digunakan sebagai penanda momentum advokasi kesetaraan gender di seluruh dunia. Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) akhirnya mengakui dan meresmikan 8 Maret sebagai Hari Perempuan Internasional pada 1975.

Editorial Team