Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Tokoh Malari saat potong tumpeng Ultah Indemo di Hotal Green Forest Bogor, Rabu (15/1/2025). (Linna Susanti/IDN Times).

Bogor, IDN Times - Tokoh Malari, Hariman Siregar, menegaskan pentingnya memiliki presiden yang akuntabel dan mampu mempertanggungjawabkan kebijakan.

Ia juga menekankan ekonomi Indonesia harus dibangun dengan lebih sehat dan berkelanjutan, tanpa bergantung pada utang yang terus meningkat. 

Hariman mengingatkan demokrasi harus didasarkan pada kejujuran, dan perpecahan dalam masyarakat harus dihindari, demi menjaga kesatuan bangsa.

"Jadi demokrasi ini yang penting presiden yang akuntabel, mampu mempertanggungjawabkan, presiden yang penuh kasih, presiden yang membiarkan pers. Rakyat bicara sebebasnya dan partai yang bener gitu loh," katanya dalam acara ulang tahun Indonesian Democracy Monitor (Indemo) ke-25 dengan tema "Demokrasi yang Kita Mau" di Hotel Green Forest Bogor, Rabu (15/1/2025). 

1. Pandangan terhadap Jokowi

Presiden ke-7 Jokowi. (IDN Times/Larasati Rey)

Dalam perbincangan di acara tersebut, Hariman Siregar mengungkapkan pandangannya terhadap pemerintahan Presiden ke-7 RI Joko Widodo. 

Meski mengaku tidak ada masalah pribadi dengan Jokowi, Hariman mengaku khawatir dengan gaya kepemimpinan Jokowi yang cenderung melanggar berbagai aturan dan kebijakan.

"Saya sebetulnya sama Pak Jokowi gak ada masalah. Tapi saya ini takut, pak Jokowi ini jahat, semua dia langgar, semua dia langgar. Dan sampai hari ini ngapain dia masih cawe-cawe," katanya.

2. Pujian dan kritik untuk Presiden Habibie

Presiden ke-3 RI BJ Habibie. (Kemendikbud).

Refleksi sejarah, Hariman juga memberikan pandangannya mengenai Presiden ke-3 RI BJ Habibie. 

Meskipun ia mengakui kedekatannya dengan Habibie, Hariman menyampaikan adanya kritik yang berkembang di masyarakat terkait masa pemerintahannya. 

Beberapa orang menganggap Habibie tetap menjadi bagian dari sistem Orde Baru, meskipun ia dikenal dengan kebijakan reformasinya.

"Pak Habibie, saya deket sama Pak Habibie, tapi terakhir-terakhir aja. Sebenernya yang deket si Jimly ini. Sekarang dipuji-puji dia, dulu dimaki-maki terus. Saya bilang Pak Habibie itu baik. Tapi ada yang bilang, bang kacang panjang kalau dipotong pendek-pendek, tetap aja kacang panjang. Kalau anteknya Seoharto tetap anteknya Soeharto. Itu-itu yang saya rasa," katanya.

3. Mengenang tragedi Malari, Hariman Siregar dan perjuangan demokrasi

Tokoh Makari Hariman Siregar saat sambutan Ultah Indemo di Green Forest Bogor, Rabu (15/1/2025). (Linna Susanti/IDN Times).

Hariman Siregar adalah saksi sekaligus pelaku peristiwa tragis 15 Januari 1974, yang dikenal dengan nama Malari. Hariman bersama 775 aktivis lainnya, ditangkap pemerintah karena menentang kebijakan investasi asing yang dianggap merugikan Indonesia, khususnya terkait hubungan ekonomi dengan Jepang. 

Momen tersebut menjadi bagian penting dalam sejarah perjuangan demokrasi Indonesia. 

Editorial Team