Gunung Merapi siaga, 133 lansia mulai diungsikan pada Sabtu (7/11/2020). IDN Times/Tunggul Damarjati
Hasil survei juga menunjukkan, dari sisi ekonomi pandemik COVID-19 membawa dampak negatif pada kondisi keuangan lansia. Sebanyak 57,6 persen responden merasa kondisi ekonominya berkurang. Sementara 36 persen responden merasa sama saja, dan hanya 6,1 yang kondisi ekonominya lebih baik.
Dari sisi kesehatan, hasil survei menunjukkan kurang dari 40,1 persen lansia merasa sakitnya mengganggu aktivitas keseharian dan 24,6 persen mempunyai penyakit kronis. Lansia perempuan yang melaporkan memiliki penyakit kronis lebih banyak dibanding laki-laki. Mayoritas lansia mempunyai penyakit kronis seperti hipertensi, diabetes, dan rematik. Jumlah obat yang diminum hanya rata-rata 1,4 butir sehari dan bahkan 31,9 persen tidak meminum obat/vitamin.
Puskesmas menjadi layanan kesehatan yang paling banyak diakses lansia selama pandemik, terlebih bagi lansia yang tinggal di Indonesia Timur. Sebanyak 45,3 persen responden merasa layanan BPJS perlu ditingkatkan. Sedangkan 51,1persen responden merasa layanan kesehatan pemerintah perlu ditingkatkan.
Dari aspek sosial, mayoritas lansia memiliki kepuasan yang baik terkait hubungan dengan keluarga, masyarakat, dan merasa aman. Mayoritas lansia sudah vaksin namun akses untuk mendapatkan vaksin secara lengkap masih sulit, hanya 36,6 persen yang sudah vaksin booster. Alasannya, belum ada lagi program vaksin untuk mereka serta kekhawatiran akan efek samping. Lebih banyak lansia laki-laki yang mendapatkan vaksin dibandingkan lansia perempuan.
Meski kesejahteraan lansia secara keseluruhan sudah baik, pemberian bantuan ekonomi bagi lansia sangat membantu untuk mengatasi masalah ekonomi mereka.