Jakarta, IDN Times - Bakal cawapres dari Koalisi Perubahan, Muhaimin Iskandar menepis anggapan bahwa pihaknya memobilisasi massa di setiap acara offline ketika berkunjung ke daerah. Menurutnya, bila ada mobilisasi massa di acaranya, maka hal tersebut bisa dicek dari ada bus atau angkutan umum yang disiapkan khusus oleh panitia.
"Hampir semua acara-acara yang kami adakan, tidak pernah menyediakan, jangankan transportasi seperti bus atau alat angkut. Yang benar, kami membebaskan. Kalau mau datang silakan, tidak datang pun juga tidak apa-apa," ujar pria yang akrab disapa Cak Imin ketika ditemui di Menteng, Jakarta Pusat pada Kamis (2/11/2023).
Menurutnya, itu sudah menjadi kebijakan bersama Cak Imin dan Anies Baswedan. Sebab, mereka ingin mengukur partisipasi masyarakat jelang pemilu. Mereka juga mengaku tidak memiliki pendanaan yang cukup besar untuk dapat memobilisasi massa.
"Alasan kedua, kami tidak kuat bila secara terus menerus menggunakan cara-cara lama agar bisa dipilih dengan melakukan mobilisasi massa," tutur pria yang menjabat sebagai Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) itu.
Penjelasan Cak Imin itu untuk menjawab tudingan dan keraguan dari sejumlah pihak yang menyangsikan calon pemilih pasangan berjuluk AMIN tersebut, berjumlah besar. Sebab, selama ini elektabilitas AMIN selalu paling buncit dibandingkan dua pasangan bakal capres lainnya.