Jakarta, IDN Times - PDI Perjuangan (PDIP) tidak mengusung Anies Baswedan di Pilkada DKI Jakarta 2024. Pada menit-menit terakhir jelang pendaftaran ke KPU DKI Jakarta, PDIP mengajukan nama Pramono Anung dan Rano Karno.
Sempat muncul berbagai spekulasi soal perubahan itu, sebab sebelumnya digadang-gadang PDIP akan mengusung Anies. Salah satu spekulasi yang muncul adalah adanya penolakan dari kalangan internal PDIP tentang pencalonan mantan Gubernur DKI Jakarta itu. Sebagian kader masih belum bisa menerima Anies yang menggunakan isu politk agama di Pilkada 2017 lalu.
Namun, penolakan tersebut dibantah oleh Sekretaris Jenderal PDIP, Hasto Kristiyanto. Menurutnya, antara Anies dengan PDIP sudah ada kesepahaman.
"Bukan, ini bukan penolakan dari internal karena kesepahaman itu sudah dibangun. Bahkan, selama 1,5 jam kami menjelaskan pemikiran-pemikiran Bung Karno dan Ibu Megawati Soekarnoputri dari aspek geopolitik juga perhatian terhadap umat Islam hingga Bung Karno mendapat gelar pendekar dan pembebas bangsa Islam dalam Konferensi Asia Afrika," ujar Hasto di kantor DPP PDIP, Jakarta Pusat pada Kamis (29/8/2024) malam.
Alih-alih penolakan dari internal, Hasto menyebut penghambat Anies untuk bisa diusung di Pilkada DKI Jakarta lantaran adanya upaya untuk mengkondisikan semua partai politik. Tujuannya, agar Anies tak memiliki perahu untuk berlayar di Pilkada DKI 2024.
Hasto juga mengklaim adanya upaya untuk mengepung PDIP dan Anies. Namun, reaksi publik yang menolak pengesahan RUU Pilkada dianggap menjadi pembuka jalan keluar dari tekanan tersebut.
"Itu karena memang sebenarnya ada upaya untuk mengepung PDIP dan Pak Anies," tutur dia.