Eni menjalani beberapa tahap seleksi dari PBB. Eni bersaing dengan jutaan buruh migran di dunia ini. Eni sendiri akhirnya resmi terpilih pada 25 Agustus silam. Seperti dilansir The Jakarta Post, Eni mendapat e-mail konfirmasi dari PBB. Eni menganggap bahwa hal ini menjadi tantangan baginya. Dirinya selalu ingin menunjukkan pada dunia kalau para migran di luar sana membutuhkan keadilan dan proteksi yang lebih baik.
Konferensi tersebut akan dilaksanakan pada 19 September 2016. Konferensi akan dilaksanakan di Kantor Besar PBB, New York, Amerika Serikat. Dalam konferensi tersebut diprediksi lebih dari 1900 orang akan hadir termasuk Presiden dan Perdana Menteri dari negara anggota PBB. Presiden Joko Widodo juga dijadwalkan untuk hadir.
Eni menjelaskan konferensi ditujukan untuk adanya pergerakan bagi para migran dan pengungsi. Eni ingin berbagai pihak di seluruh dunia mendukung perlindungan terhadap pada migran dan pengungsi yang saat ini masih hidup dalam tekanan dan ketidaklayakan. Menurut Eni, para migran dan tenaga kerja tidak lagi untuk penghasil pundi-pundi uang saja, tapi juga sebagai manusia.
Berdasarkan data dari Kementerian Ketenagakerjaan terdapat 6,1 juta orang Indonesia yang bekerja di luar negeri atau migran. Eni adalah salah satu yang menunjukkan kegigihan. Eni juga menjadi anggota di berbagai organisasi dan jaringan seperti Persatuan BMI Tolak Overcharging (PILAR); pengurus JBMI; juru bicara Asian Migrants Coordinating Body (AMCB) yang merupakan aliansi organisasi migran dari Nepal, Srilanka, Thailand, Filipina dan Indonesia; Focal Person Migration Organizing Committee, Asia Pacific Forum on Women, Law and Development (APWLD); bekas anggota dewan pendiri Global Alliance Against Trafficking of Women (GAATW), serta juru bicara Campaign for People's Goals for Sustainable Development (CPGSD).