Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Dok.IDN Times/Istimewa

Jakarta, IDN Times - Pemecatan Helmy Yahya sebagai Direktur TVRI oleh Dewan Pengawas berujung penolakan. Kondisi terkini, sebuah spanduk hitam dibentangkan dari atas gedung hingga ke bawah. Ada pula spanduk yang membentang menutupi pagar gedung TVRI.

Ketua Komite Penyelamatan TVRI Agil Samal mengatakan bahwa kain hitam merupakan simbol keprihatinan atas tercabutnya masa depan dan kejayaan televisi milik negara itu. Menurutnya, masa depan dan harapan indah yang gelap tergambar sudah buyar.

"Kesejahteraan yang telah dirintis, tunjangan kinerja yang harusnya segera bisa didapatkan kini memudar dan terancam serius karena konflik yang sebenarnya tidak perlu terjadi," ujar Agil melalui keterangan tertulis yang diterima IDN Times di Jakarta, Senin (20/1).

1. Presiden hingga DPR diminta membantu TVRI

IDN Times / Auriga Agustina

Agil menjelaskan bahwa konten TVRI yang menjadi simbol-simbol kebangkitan TVRI pun kini terancam dan diancam oleh pihak-pihak yang tidak menginginkan TVRI bangkit. Ia pun meminta sejumlah pihak terkait untuk menolong pihak-pihak yang berwenang untuk membantu stasiun televisi pertama di Indonesia tersebut.

"Kami memohon dengan sangat dan dalam agar pemegang kekuasaan-kekuasaan dan kewenangan-kewenangan negara untuk membantu kami, Presiden Republik Indonesia, DPR, dan lembaga tinggi negara lainnya, tolong bantu kami," ujarnya.

2. Helmy Yahya sempat dinonaktifkan sementara dan mengajukan protes

Helmy Yahya (IDN Times/Ileny Rizky)

Pada Desember 2019 dia dinonaktifkan sementara dari kursi Dirut TVRI sejak 4 Desember 2019. Namun Helmy lalu melakukan pembelaan diri yang berujung pemecatan. Pembelaan dirinya tidak diterima Dewas TVRI.

Helmy juga menyebut dirinya telah berusaha dibungkam oleh Dewas TVRI dengan memintanya tidak berbicara ke media terkait kasusnya.

Menurut Helmy, dia membuat surat pembelaan diri setebal 27 halaman untuk menjawab surat penonaktifan dirinya oleh dewas yang hanya berjumlah dua lembar. 

"Semua catatan kata mereka saya jawab. Lampirannya 1.200 halaman," ujar Helmy. Dia menyampaikan surat pembelaan ini kepada Dewas pada 18 Desember 2019.

Usai Helmy menutup acara konferensi pers, para karyawan TVRI yang berasal dari berbagai wilayah melayangkan mosi tidak percaya terhadap keputusan Dewan Pengawas atas pemberhentian Helmy Yahya sebagai Dirut TVRI. 

3. Pemecatan Helmy terkait Liga Inggris

twitter.com/LFC

Berdasarkan surat bernomor 8/Dewas/TVRI/2020, yang dikeluarkan Dewan Pengawas untuk menyatakan pemberhentian Helmy secara resmi menyatakan bahwa Helmy diberhentikan karena tidak bisa mempertanggungjawabkan pembelian hak siar Liga Inggris yang memakan biaya besar.

Tentu saja Helmy tidak menerima pemecatannya ini. Sebab, dia mengklaim telah membawa sejumlah peningkatan bagi TVRI. Di antaranya melakukan re-branding dengan mengubah logo TVRI, memberikan tunjangan kinerja pegawai, dan mengubah pengelolaan Sumber Daya Manusia (SDM).

"Saya persembahkan karya saya "Siapa Berani" dengan 0 rupiah pada TVRI," ungkap Helmy berapa waktu lalu.

Editorial Team