Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
default-image.png
Default Image IDN

Semarang, IDN Times -- Wali Kota Semarang, Hendrar Prihadi mengundang sejumlah eks napiter (narapidana kasus terorisme) ke kantornya di Balaikota Semarang, Kamis (22/4). Bukan tanpa sebab, Hendi, biasa akrab disapa Wali Kota Semarang tersebut, ingin menggandeng para eks napiter tersebut untuk menggiatkan program deradikalisasi ke sekolah-sekolah di Kota Semarang. 

Menurutnya peran para eks napiter menjadi penting karena mampu memberi gambaran,  terkait teknik pencucian otak yang dilakukan oknum-oknum tertentu, yang kemudian generasi muda dapat dikuatkan agar tidak goyah.

1. Upaya pencucian otak dilakukan dengan doktrin-doktrin yang membenci NKRI

Ilustrasi Bom (Teroris) (IDN Times/Mardya Shakti)

Di hadapan Hendi, salah satu eks napiter yang saat ini menjadi ketua Persadani (Yayasan Persaudaraan Anak Negeri) Machmudi Hariono alias Yusuf, menceritakan bagaimana upaya pencucian otak dilakukan dengan memberikan doktrin-doktrin yang bersifat membenci NKRI. 

"Secara bertahap terus dimunculkan kebencian akan NKRI kepada kami, yang mendasar misalnya tentang KTP seharusnya tidak perlu membuat KTP, atau terkait pajak juga seharusnya tidak perlu membayar pajak, dan sebagainya," tutur Yusuf.

2. Mengapresiasi Persadani

Topics

Editorial Team

Tonton lebih seru di