Pengacara Hercules (IDN Times/Axel Jo Harianja)
Sebelumnya, pengacara Hercules, Anshori Thoyib mengatakan, kliennya itu awalnya turun dari mobil tahanan untuk menuju ruang sidang PN Jakarta Barat. Hercules kemudian mendadak ngamuk karena sejumlah wartawan mengabadikan momen kedatangannya. Ia pun meminta para wartawan untuk menjauhinya.
"Pada waktu Hercules turun dari mobil, dia tidak mau difoto, dia usir, wartawan diusir, pergi, jangan sampai meliput, liput di ruang sidang saja," ujar Anshori kepada wartawan usai sidang di PN Jakarta Barat, Rabu (27/3).
Anshori mengklaim, Hercules tidak melakukan kontak fisik dengan para wartawan. Menurutnya, Hercules kala itu hanya mengusir para wartawan
"Nggak ada (kontak fisik), halau aja. 'Pergi, ngapain foto-foto saya, pergi', diusir aja," kata Anshori meniru ucapan Hercules.
Selain itu, lanjut Anshori, Hercules geram karena diperlakukan berlebihan oleh pengamanan dari Tim Pemburu Preman (TPP) Polres Jakarta Barat.
Hercules, kata Anshori, merasa diperlakukan berlebihan karena petugas kepolisian mengawalnya sambil membawa senjata laras panjang.
"Terhadap insiden tadi di ruang sidang, dalam ketentuan undang-undang, tidak boleh bawa senjata, harus steril. Masa senjata diacungkan, akan kami laporkan ke Propam insiden itu," katanya.
Tak hanya itu, Hercules juga merasa diperlakukan layaknya teroris. Bahkan, tim kuasa Hukum Hercules sempat berencana mengajukan protes kepada hakim saat sebelum sidang dimulai.
"Itu Hercules merasa dirinya kayak apa aja, kaya teroris, kayak penjahat besar. Di situ dia tidak terimanya. Makanya dia minta keluar. Sebelum Hercules bertindak, kami juga sudah mau bertanya kepada hakim kenapa kok diizinkan (senjata di dalam ruangan sidang) tapi kan sidang belum dimulai," katanya.