Landscape media berubah begitu cepat dalam satu dekade terakhir. Jika dulu berita didominasi oleh televisi, radio, dan surat kabar, kini informasi datang dari mana saja, terutama media sosial seperti Instagram, TikTok, dan X (Twitter). Akibatnya, banyak anak muda kini tak lagi mengandalkan media berita konvensional untuk mengikuti perkembangan dunia. Mereka lebih sering mencari atau menemukan berita dari potongan video pendek, unggahan akun populer, atau ringkasan informasi yang dikemas ringan dan menarik.
Namun, penelitian terbaru bertajuk "Credibility at the Margins: An Experimental Study of Youth Perceptions of Homeless and Mainstream News" yang dilakukan oleh Camelia C. Pasandaran, Ressi Dwiana, dan Meily Badriati dari Universitas Indonesia menunjukkan fenomena menarik, yakni meskipun anak muda lebih sering mengonsumsi berita dari media sosial dan homeless media —istilah untuk media yang tidak memiliki laman utama atau struktur redaksi resmi— mereka tetap menilai media arus utama lebih kredibel.
Penelitian ini menggunakan desain between-subject untuk menghindari efek bawaan (carryover effect), dengan melibatkan total 231 responden muda berusia 18–24 tahun dari berbagai kota dan kabupaten. Penelitian ini dilakukan secara daring pada pertengahan tahun 2025. Platform Survey Monkey digunakan sebagai media bagi peserta untuk mengisi kuesioner, yang secara acak menempatkan mereka ke dalam salah satu dari empat kombinasi dalam rancangan 2 (media jalanan vs media arus utama) x 2 (hiburan vs berita umum).
Apa saja temuan menarik dari penelitian ini? Berikut beberapa di antaranya.
