Peningkatan curah hujan sejak November 2018 berkaitan dengan meningkatnya kejadian bencana hidrometeorologi seperti banjir bandang, tanah longsor dan angin kencang serta puting beliung.
Berdasarkan laman Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) selama 2018, hingga 25 Oktober 2018, tercatat 1.999 kejadian bencana di Indonesia.
Dari keseluruhan bencana tersebut, bencana hidrometeorologi tetap dominan. Puting beliung 605 kejadian, banjir 506, kebakaran hutan dan lahan 353, longsor 319, erupsi gunungapi 55, gelombang pasang dan abrasi 33, gempa bumi yang merusak 17, dan tsunami satu kali.
Gempa bumi yang merusak dan tsunami memang jarang terjadi. Namun, saat terjadi gempa bumi yang merusak seringkali menimbulkan korban jiwa dan kerugian ekonomi yang besar. BNPB memperkirakan jumlah kejadian bencana akan terus bertambah hingga akhir 2018.
Bencana juga menimbulkan dampak yang sangat besar. Tercatat 3.548 orang meninggal dunia dan hilang, 13.112 orang luka-luka, 3,06 juta jiwa mengungsi dan terdampak bencana, 339.969 rumah rusak berat, 7.810 rumah rusak sedang, 20.608 rumah rusak ringan, dan ribuan fasilitas umum rusak.
Selama 2018, terdapat beberapa bencana hidrometeorologi yang menimbulkan korban jiwa dan kerugian cukup besar yaitu banjir bandang di Lampung Tengah pada 26 Februari 2018 yang menyebabkan tujuh orang meninggal dunia.
Bencana longsor di Brebes, Jawa Tengah pada 22 Februari 2018 yang menyebabkan 11 orang meninggal dunia dan 7 orang hilang. Banjir bandang di Mandailing Natal pada 12 Oktober 2018 menyebabkan 17 orang meninggal dunia dan 2 orang hilang.