Pertunjukan kolosal bertajuk âJakarta, One City, Many Worldsâ menjadi pusat perhatian pada malam puncak perayaan HUT ke-498 Kota Jakarta di Lapangan Banteng, Jakarta Pusat, Minggu (22/6/2025). (Instagram/dkijakarta)
Malam puncak perayaan HUT ke-498 DKI Jakarta sukses membius ribuan penonton yang memadati Lapangan Banteng, Minggu malam (22/6). Sebuah pertunjukan kolosal bertajuk âJakarta, One City, Many Worldsâ menjadi pusat perhatian.Â
Lewat perpaduan seni tari, teater, multimedia, dan musik dari musisi ternama, sejarah panjang Jakarta disulap jadi pengalaman magis yang bikin merinding!
Pertunjukan dibuka dengan adegan pelabuhan Sunda Kelapa yang ramai. Diiringi visual ombak dan kapal-kapal besar, para penari menghadirkan suasana pasar tempo dulu. Suasana mendadak tegang saat kedatangan penjajah Portugis dan VOC ditampilkan dengan koreografi perang dan efek visual dramatis.
Lalu, penonton diajak melintasi era Batavia, lengkap dengan musik keroncong dan nuansa kolonial yang kental. Tak berhenti di sana, adegan proklamasi kemerdekaan 1945 dibawakan penuh semangat, ditutup dengan transformasi Jakarta menuju kota metropolis masa kini.
Sejumlah musisi ternama juga turut menyemarakkan panggung kolosal. Di antaranya ada Andien, Sandhy Sondoro, Mirabeth dan Olivia, hingga Keroncong Toegoe. Penampilan mereka dikemas apik di antara segmen-segmen teatrikal, menciptakan alur cerita yang utuh dan emosional.
Visual proyeksi raksasa, tata cahaya yang canggih, serta efek air mancur dan kembang api menjadikan malam itu terasa semakin istimewa. Ribuan penonton dibuat kagum ketika Monas muncul dalam visual 3D yang seakan tumbuh dari panggung utama.
Tarian budaya Betawi seperti ondel-ondel, palang pintu, hingga rebana pun ikut menyemarakkan suasana, membuat semua elemen kota terasa hidup.
"Tadi, kita saksikan perjalanan budaya Betawi mulai dari Palang Pintu dan sebagainya merupakan akar budaya utama di Jakarta saat ini. Kita akan menjunjung tinggi akar budaya ini dan akan jadikan simbol utama Jakarta sebagai kota global berbudaya," urai Pramono.