Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Wakil Menteri Kesehatan Benjamin Paulus Octavianus dalam acara The 1st National Forum of The Indonesian Health Council di Jakarta, Selasa (25/11/2025). (Dok. IDN Times/Regina Sofya)
Wakil Menteri Kesehatan Benjamin Paulus Octavianus dalam acara The 1st National Forum of The Indonesian Health Council di Jakarta, Selasa (25/11/2025). (Dok. IDN Times/Regina Sofya)

Intinya sih...

  • Ibu hamil di Papua meninggal setelah ditolak 4 RS, Kemenkes kirim tim investigasi ke sana.

  • Pemenuhan alat kesehatan di rumah sakit hingga 2027, pemenuhan SDM terus dikejar.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times - Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menindaklanjuti kasus seorang ibu hamil di Papua yang meninggal dunia setelah ditolak di empat fasilitas kesehatan. Menteri Kesehatan, Budi Gunadi Sadikin, mengatakan, Kemenkes telah mengirim tiga orang tim investigasi ke Papua untuk menelusuri detail penyebab kejadian tersebut.

“Sekarang kita sudah kirim tim, sudah sampai di sana untuk menganalisis masalahnya di mana,” kata Menkes Budi dalam acara The 1st National Forum of The Indonesian Health Council di Jakarta, Selasa (25/11/2025).

Menkes juga memastikan pemenuhan alat kesehatan akan dilakukan bertahap di semua rumah sakit hingga 2027, sementara pemenuhan SDM masih terus dikejar.

1. Hasil investigasi awal

Wakil Menteri Kesehatan (Wamenkes) RI Benyamin Paulus Octavianus dalam Program Ngobrol Seru. (Youtube.com/@Idntimes)

Dalam kesempatan yang sama, Wamenkes Benjamin Paulus Octavianus atau dikenal dengan Benny mengungkapkan investigasi awal menunjukkan pasien sebelumnya sudah disarankan menjalani operasi karena bayi diperkirakan terlalu besar untuk proses persalinan normal. Namun, karena keterbatasan layanan, pasien harus berpindah dari satu rumah sakit ke rumah sakit lain.

Benny mengatakan, pemerintah tidak ingin langsung menyalahkan tenaga medis di rumah sakit Papua sebelum hasil investigasi resmi keluar.

“Kasihan kalau orang kita judge padahal mungkin mereka sudah bekerja mati-matian, jadi lebih baik kita tunggu hasilnya dari investigasi kita, ya,” ujar dia.

2. Percepat pendidikan dokter spesialis

Wamenkes Benjamin Paulus Oktavianus bersama Wakil Bupati Boyolali, Kadinkes Jateng Yunita Dyah Suminar dan Gubernur Jateng Ahmad Luthfi bergantian menjelaskan keberhasilan program Speling Melesat. (IDN Times/Fariz Fardianto)

Dia mengatakan, pemerintah kini tengah mempercepat pendidikan dokter spesialis dengan mengutamakan rekrutmen putra daerah agar dokter lebih mudah kembali bertugas di kampung halamannya.

“Bahkan sekarang dilakukan adalah memberikan pendidikan spesialis itu diambil dari putra-putra daerah dan gratis. Pembiayaannya ditanggung oleh Kementerian Kesehatan, supaya di daerah-daerah itu lebih mudah orang pulang ke kampungnya, daripada kirim dari kita dari sini untuk mau ke daerah-daerah terpencil di Indonesia,” kata dia.

Kemenkes menargetkan membuka 150 program studi spesialis baru agar kebutuhan tenaga medis di 514 kabupaten/kota terpenuhi. Saat ini, baru 47 persen daerah yang memiliki tujuh dokter spesialis lengkap.

3. Akses layanan kesehatan Papua masih jadi tantangan

Wakil Menteri Kesehatan (Wamenkes) RI Benyamin Paulus Octavianus dalam Program Ngobrol Seru. (Youtube.com/@Idntimes)

Benny juga memaparkan, akses layanan kesehatan di Papua masih menjadi tantangan. Jika di Jawa 99 persen masyarakat bisa mencapai fasilitas kesehatan dalam waktu kurang dari dua jam, di Papua angka ini baru sekitar 70 persen.

Terkait dugaan kesalahan rumah sakit, Benny menegaskan akan ada konsekuensi tegas.

“Ya, pasti dong. Pak Presiden saja sudah manggil, tanya, kenapa bisa terjadi? Maka kita melakukan investigasi, dan itu kewajiban Kementerian Kesehatan menginvestigasi,” kata dia.

Diberitakan, seorang ibu hamil di Papua meninggal dunia setelah ditolak di empat rumah sakit. Ketua DPR Puan Maharani pun mendesak Kemenkes untuk melakukan evaluasi terhadap rumah sakit-rumah sakti di daerah.

Editorial Team