ICW Minta Polri Buka Data Pengadaan Alat Sadap Pegasus

Jakarta, IDN Times - Konsorsium Indonesia Leaks awal Juni lalu menemukan alat sadap dengan metode zero click atau yang dikenal Pegasus, milik perusahaan NSO Group asal Israel, telah masuk ke Indonesia.
Indonesia Corruption Watch (ICW) mengatakan, dalam laporan Indonesia Leaks itu, Pegasus diduga dimiliki oleh sejumlah lembaga intelijen dan penegak hukum, salah satunya Polri.
“Kepolisian sebagai salah satu lembaga yang diketahui berdasarkan data dari Opentender.net yang ICW cek, ikut mengadakan zero click sejak tahun 2017-2018, maka kami bermaksud untuk minta informasi kontrak pengadaan sebagaimana diatur dalam ketentuan UU Keterbukaan Informasi Publik,” kata Peneliti ICW, Tibiko Zabar, di Gedung Divisi Humas Mabes Polri, Jakarta Selatan, Senin (9/10/2023).
1. Alat sadap Pegasus ancam demokrasi
Tibiko menjelaskan, alat sadap Pegasus ini membahayakan keberlangsungan negara demokrasi. Sebab, Pegasus disebut digunakan untuk memata-matai aktivis, jurnalis, dan politikus di berbagai belahan dunia.
“Kenapa? Karena dengan metode yang cukup canggih, alat sadap ini bisa digunakan tanpa cara yang biasanya diterapkan dalam penyadapan. Misalnya, mengakses dokumen maupun mengakses tautan khusus gitu,” ujar Tibiko.