Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil (IDN Times/Gregorius Aryodamar)
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil (IDN Times/Gregorius Aryodamar)

Jakarta, IDN Times - Menyebarnya identitas pasien positif virus corona di Depok membuat sejumlah pihak mempertanyakan siapa pihak-pihak gegabah yang bertanggung jawab atas bocornya informasi yang seharusnya dirahasiakan tersebut. Data rahasia pasien ini menyebar ke sejumlah WhatsApp Group (WAG) dan media sosial.

Hal ini tentu berbeda dengan cara penanganan pemerintah luar negeri terhadap pasien COVID-19 yang menutup rapat identitas warga negaranya.

Menanggapi hal tersebut, Gubernur Jawa Barat mengimbau masyarakat dan media untuk tidak ‘kepo’ terhadap identitas pasien. Karena tentu itu menjadi beban psikologis bagi pasien dan keluarga yang identitasnya dibuka sebegitu terangnya.

“Nah makanya oleh masyarakat jangan terlalu kepo urusan etika ya dalam urusan. Karena standar WHO itu gak boleh dipublikasikan. Ke media tolong diimbau, jangan media juga ikut ‘oh rumahnya di sini’. Nah itu juga akan membuat orang akhirnya penasaran,” ujar Kang Emil di Balai Kota Depok, Senin (2/3).

Kang Emil mengaku tidak ingin mengambil keputusan sendiri dengan pendekatan atau cara penyebutan kepada pasien.

“Kita yang jelas, saya tidak bisa ambil inisiatif sendiri, semua urusan kan ini isu nasional bukan isu Jabar. Maka saya selalu merujuk kalau Gubernur Jabar bingung, saya telepon dulu pak Menkes. Maka saya kalimatkan ini semua atas jawaban dari Menkes,” ucapnya.

Editorial Team