(IDN Times/Irfan Fathurohman)
Pertanyaan menarik lainnya pada Sandiaga adalah, sesuai hasil survei Indonesia Millennial Report 2019, sebanyak 19,5 persen millennials menyatakan Indonesia lebih ideal menjadi negara khilafah.
"Gak kelihatan ya dari seribu kunjungan saya ke millennial. Pancasila udah gak tergoyahkan. Millennial merasa negeri kita sudah kaya raya. Sumber daya alamnya melimpah, sumber daya manusianya hebat-hebat, pinter. Mereka optimis. Mereka melihat Bhinneka, Pancasila, dan UUD 1945 sudah embedded di mereka."
Yang ada, lanjut Sandiaga, selama kampanye di ribuan titik tersebut ia hanya menemukan hal-hal simpel seperti lapangan pekerjaan. Karena mereka melewati masa transisi dari ekonomi masa lalu ke masa ekonomi kekinian. Karena itu, lapangan pekerjaan dan life skill untuk mendapat pekerjaan jauh lebih penting.
Hal lain yang ditemui Sandiaga selama berkampanye Pilpres 2019, tentang keluhan warga terakit tingginya harga-harga kebutuhan pokok. Apalagi, millennial sekarang ini kuota internet menjadi kebutuhan sehari-hari.
"Napasnya sinyal, makannya kuota. Mereka ini grup yang aneh banget, unik banget!" ujar Sandi, yang disambut tawa hadirin.
“Ketinggalan dompet masih bisa ditangani, tapi ketinggalan power bank paniknya luar biasa," imbuh Sandi.
Sandiaga juga mengungkapkan perbedaan kaum millennial dengan generasi sebelumnya, yakni generasi X dan baby boomer, sebelum makan. Jika generasi lama akan lebih dahulu mencium aroma makanan yang akan disantap. Berbeda dengan generasi millennial, mereka akan mengabadikan lebih dulu makanan itu sebelum dimakan, untuk diunggah di media sosial.
"Gak bisa disandingkan dengan generasi sekarang. Ini yang membuat tantangan sekaligus peluang. Makanya saya optimistis, kita semua di sini, di Summit pertama, harus menghasilkan resolusi, millennial itu maunya apa untuk Indonesia? Bukan hanya lima tahun ke depan, tapi 20, 30, karena Indonesia harus menang," kata Sandi.
Jebolan Universitas George Washington, Amerika Serikat, itu mengatakan Indonesia yang kaya raya memiliki 7 juta pengangguran. Belum lagi pengangguran di kalangan millennial yang lebih tinggi dari negara lain.
"Apa yang ingin millennial lakukan agar lapangan kerja tercipta? Kalau susah kerja, ngapain cari kerja, buka lapangan kerja dan jadi entepreneur. Ini yang saya harapkan dari Summit ini. Kalau saya lihat muka-mukanya berbinar-binar semua, calon pengusaha sukses semua," kata Sandi sambil melempar pandangan ke arah audiens.