Jakarta, IDN Times - Presiden Asian Conference of Religions for Peace (ACRP), Din Syamsuddin mengaku optimistis proses rekonsiliasi dan perdamaian antar etnik dan agama di Myanmar memiliki masa depan positif. Mengapa? Karena kini berkembang fenomena positif dan dinamis bahwa elit agama bisa duduk satu meja dengan elit dari unsur etnis, politik hingga pemerintahan.
Mereka kemudian membahas berbagai isu secara terbuka dan jujur di Myanmar, khususnya isu ketegangan dan konflik yang dilandasi dimensi etnik atau agama.
"Perdamaian dan rekonsiliasi di tubuh sebuah bangsa meniscayakan adanya kesediaan berdialog dan menyelesaikan masalah dengan semangat musyawarah mufakat," demikian yang disampaikan Din di dalam forum bernama Advisory Forum for National Reconciliation and Peace in Myanmar.
Forum itu dihadiri oleh sekitar 100 tokoh yang mewakili komunitas agama, suku, partai politik dan pemerintahan baik sipil dan militer. Acara itu digelar di International Convention Centre di Nay Pyi Taw pada 21-22 November.