Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Jemaah reuni 212 gelar salat gaib di Monas, Jakarta Pusat, Selasa (2/12/2025). (IDN Times/Dini Suciatiningrum)
Jemaah reuni 212 gelar salat gaib di Monas, Jakarta Pusat, Selasa (2/12/2025). (IDN Times/Dini Suciatiningrum)

Intinya sih...

  • Reuni Akbar 212 Tahun 2025 digelar pada malam hari, berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya yang biasanya digelar dari salat Tahajud hingga pagi.

  • Perubahan waktu pelaksanaan demi kenyamanan peserta yang harus bekerja pada siang hari dan untuk meminimalkan kemacetan di sekitar lokasi acara.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times — Humas Reuni Akbar 212 Tahun 2025, Buya Husein, mengatakan, pelaksanaan reuni tahun ini dibuat berbeda dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.

Jika biasanya kegiatan digelar sejak salat Tahajud hingga pagi hari, maka pada tahun ini rangkaian acara dipusatkan pada malam hari. Menurut Buya Husein, perubahan waktu pelaksanaan dilakukan demi kenyamanan para peserta.

“Tahun sebelumnya biasanya dilaksanakan saat salat Tahajud hingga pagi jam 08.00 atau jam 09.00. Tahun ini kita adakan di malam hari, dimulai dari salat Magrib berjamaah sampai selesai,” ujar dia di Monas, Selasa (2/12/2025).

Dia mengatakan, keputusan tersebut diambil karena tanggal pelaksanaan jatuh pada hari kerja. Panitia tidak ingin mengorbankan aktivitas peserta yang harus bekerja maupun berusaha pada siang hari. Selain itu, pemilihan waktu malam dinilai bisa meminimalkan potensi kemacetan di sekitar lokasi acara.

“Karena hari ini hari kerja, kita tidak mau mengorbankan peserta yang mereka pada kerja, punya usaha, dan juga akan menimbulkan kemacetan. Maka kita pilih waktu malam agar umat lebih maksimal kehadirannya dan tidak mengganggu aktivitas mereka,” kata Buya Husein.

Rangkaian kegiatan dimulai sejak pukul 17.00 WIB dengan program khatam Al-Qur'an berjamaah. Buya Husein menyebut, antusiasme peserta luar biasa tinggi hingga berhasil mencapai hampir 110 kali khatam Al-Qur’an. Peserta berasal dari berbagai pondok pesantren, majelis taklim, masjid, para santri, hingga masyarakat umum yang turut bergabung.

“Khatam Al-Qur'an ini hampir 110 kali, diikuti pesantren, majelis taklim, masjid, santri, dan pribadi-pribadi. Subhanallah, begitu antusiasnya untuk mengkhatamkan Al-Qur'an,” kata dia.

Editorial Team