Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Theexpertinstitute.com

Jakarta, IDN Times - Tak sedikit anak-anak di Indonesia sudah menghisap rokok saat masih belia. Tanpa rasa takut, rokok tersebut terus dihisap batang demi batang dan tak sadar hal itu menjadi kebiasaan buruk. Padahal, paparan rokok yang sangat masif dapat berpengaruh negatif bagi kualitas hidup anak.

Secara tak langsung, anak-anak memang menjadi target pelanggan setia bagi industri rokok saat ini. Tak sedikit juga dari mereka yang menjadi korban hipnotis beraneka ragam iklan rokok, mulai dari poster-poster kecil hingga megatron yang menampilkan gambar bergerak di dekat sekolahan.

Hal itu sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan Smoke Free Agents, dengan Yayasan Lentera Anak dan Yayasan Pemerhati Media Anak pada 2014 lalu, dimana industri rokok sengaja menarget anak-anak dengan meletakkan iklan-iklan produk mereka di sekitar sekolah.

Bahkan, produsen rokok mencantumkan harga rokok per batang untuk menunjukan harga produknya sangat terjangkau dan sesuai dengan uang saku anak-anak.

1. Perkembangan anak merokok terus meningkat setiap tahun

IDN Times / Aan Pranata

Perkembangan anak-anak yang merokok setiap tahunnya terus mengalami peningkatan. Dilansir dari hasil penelitian Kementerian Kesehatan 2017, 2-3 dari 10 anak Indonesia yang usianya berkisar antara 15-19 tahun, adalah perokok. Jika diukur selama kurun waktu 15 tahun, terjadi peningkatan presentase perokok sebanyak dua kali lipat pecandu rokok di rentan usia di atas, dari yang awalnya 12 persen di tahun 2001 menjadi 24 persen pada tahun 2016.

Melihat hal tersebut, Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA)  merasa khawatir dengan tren pengguna rokok anak-anak. Pasalnya, jika itu berlanjut secara masif, tentu masalah tersebut bisa mengancam kualitas hidup 83,4 juta anak Indonesia.

2. Risiko perokok pasif tak kalah berbahaya dari perokok aktif

Editorial Team

Tonton lebih seru di