Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
(Ilustrasi obat chloroquine) www.techstartsup.com

Jakarta, IDN Times - Wakil Ketua Umum Ikatan Dokter Indonesia (IDI), Adib Khumaidi menjelaskan, chloroquine yang saat ini disebut-sebut sebagai obat untuk penanggulangan COVID-19 bukan merupakan antivirus dari penyebab wabah berbahaya tersebut.

"Chloroquine memang tidak spesifik dalam artian untuk antivirusnya," kata Adib saat dihubungi IDN Times pada Sabtu (21/3).

"Itu menjadi bagian dari obat-obat yang diberikan. Ada anti-virus, ada Vitamin-C, kemudian ada juga chloroquine ," kata dia lagi.

1. Tidak diberikan pada lini pertama

Waketum PB IDI, dr. Moh Adib Khumaidi, SpOT dalam diskusi di kawasan Jakarta Pusat (IDN Times/Margith Juita Damanik)

"Chloroquine diberikan bukan pada lini pertama tapi pada kondisi jika ada perberatan," kata Adib kepada IDN Times. Perberatan dalam hal ini dijelaskan Adib merupakan perberatan kondisi klinis pasien yang telah ditetapkan sebagai Pasien Dalam Pengawasan (PDP).

"Kan kalau COVID-19 dan dia berdampak secara klinis bakal ada gejala-gejala pneumonia," kata Adib.

"Pada saat ada perberatan, maka itu kemudian diberikan," kata Adib lagi.

2. Manfaat yang ditimbulkan chloroquine

Editorial Team

Tonton lebih seru di