Hendri Tanggono, cowok millennials satu ini datang jauh-jauh dari timur pulau Jawa ke Jakarta hanya untuk mengikuti Women's March 2018. Tidak hanya berdiam, Hendri juga membantu menyuarakan aspirasi perempuan dan kelompok marginal.
"Saya ikut (WMJ) karena ingin mengadvokasi hak perempuan dan kelompok marginal," kata Hendri. "Masyarakat suka miss konsepsi, dipikir sudah didapat kesetaraan tapi belum," kata Hendri lagi.
Selain itu adanya upaya menurunkan usia dalam UU perkawinan, serta RKUHP yang multi tafsir dan tidak mempedulikan narasi perempuan menjadi fokus sendiri bagi Hendri. Ia merasa hal itu perlu disuarakan.
Hendri sendiri sebagai laki-laki kurang setuju dengan budaya patriarki yang sudah terlanjur mengakar kuat di Indonesia. "Patriarki kuat karena dari zaman orba di brain wash maskulinitas terbaik, selain itu dianggap jelek," kata Hendri.
Budaya patriarki menurut Hendri juga menghasilkan korban. "Korbannya gak hanya perempuan. Laki-laki yang berbeda juga," kata Hendri.
Dengan terus membudayakan budaya patriarki Hendri menilai hal itu seolah hanya memberikan kesempatan untuk yang maskulin lebih sukses sedangkan yang tidak maskulin menjadi susah untuk sukses.
Hendri juga menyoroti istilah pelakor yang disematkan perempuan kepada perempuan lainnya tanpa menggali lebih jauh penyebab dan narasi perempuan yang ada di dalamnya. "Gak adil blame perempuan doang. Jangan-jangan ada relasi kuasa," katanya.