Ini Kekhawatiran Nadiem Bila Sekolah Tak Gelar PTM

Jakarta, IDN Times - Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Mendikbudristek), Nadiem Makarim mengaku tak terlalu khawatir dalam menerapkan kebijakan pembelajaran tatap muka (PTM) sekolah di masa pandemik. Menurutnya, situasi dapat lebih mengkhawatirkan apabila tak segera menggelar PTM.
"Secara garis besar, kami tidak terlalu khawatir ketika sekolah melakukan PTM, saya khawatir baru 40 persen dari sekolah kita yg bisa melakukan PTM saat ini. Jadi ada 60 persen sekolah kita belum melakukan PTM," ujar Nadiem dalam konferensi pers virtual yang disiarkan langsung di kanal YouTube Sekretariat Presiden, Senin (27/9/2021).
Nadiem menjelaskan, berdasarkan data dari Bank Dunia dan sejumlah lembaga riset lain, apabila sekolah tidak segera menggelar PTM, akan berbahaya bagi psikologi anak. Terutama bagi anak yang menjadi siswa sekolah dasar (SD).
Menurutnya, hal itu bisa mengakibatkan learning loss.
"Yang paling mencemaskan bagi kami adalah seberapa lama anak-anak ini akan melaksanakan PJJ (pembelajaran jarak jauh), yang jauh di bawah efektivitas sekolah tatap muka," katanya.
1. Aplikasi PeduliLindungi bakal diterapkan di sekolah
Nadiem juga menyampaikan, pemerintah akan menerapkan aplikasi PeduliLindungi di sekolah.
"Integrasi PeduliLindungi dan mengimplementasi program itu di sekolah kita. Jadi inisiatif besar kita untuk memastikan pengendalian ini (pandemik COVID-19)," katanya.
Selain itu, kata Nadiem, pemerintah juga akan melakukan random sampling dan testing COVID-19 di sekolah. Hal itu dilakukan dengan berkolaborasi bersama Kementerian Kesehatan.
Selain itu, Nadiem juga mengatakan, pembelajaran tatap muka (PTM) sekolah akan dihentikan apabila positivity rate lebih dari 5 persen.
"Jadi, secara klinis dan statistik jauh lebih valid dan tidak merugikan," katanya.