Nur Rohim bersama anak didiknya di Merauke, Papua (Dok. Pribadi/Nur Rohim)
“Kalau berhadapan dengan siswa sebagai seorang guru, kalau dipikir-pikir lebih banyak sukanya kayaknya lebih banyak dukanya,” cerita Rohim kepada IDN Times diiringi tawa.
Dia mengaku senang dapat sering berdiskusi dan berinteraksi dengan siswa-siswanya.
“Cuman sebagai seorang guru, itu rasanya kalau kita menjelaskan sesuatu kepada seseorang kepada anak kemudian anak itu belum paham, itu sering timbul rasa greget. Kira-kira apa sih yang mengganjal dalam pemikiran anak ini sehingga apa yang saya sampaikan dia belum paham. Ingin rasanya ganjalan itu saya ambil biar bisa lebih mengerti,” ujar dia lagi.
Meski demikian, Rohim selalu dengan sabar mengulangi penjelasannya hingga siswanya paham. Rohim mengaku menikmati hal itu.
Kepada seluruh siswanya, dia berharap para siswa tak lelah untuk terus membaca apapun materi yang dibagikan.
“Karena dengan membaca itu akan mengisi kepala kita. Kalau kita jarang membaca materi atau pun pelajaran lain yang diberikan oleh guru, lantas apa yang mau diisi ke dalam kepala kita?,” kata Rohim.
Selain itu, untuk rekan-rekan sesama guru honorer di seluruh Indonesia, Rohim juga memiliki harapan. Tak muluk-muluk, harapan Rohim sederhana.
“Harapannya tentu kita melakukan yang terbaik sebisanya. Banyak banyak bersyukur, banyak-banyak ikhlas,” kata Rohim.
Sebagai guru honorer, Rohim merasakan betul finansial kerap menjadi masalah. Namun, alih-alih mengeluh, dia memilih untuk mensyukuri apa pun dan berapa pun nominal yang didapatkannya sebagai tenaga pengajar honorer.
Dari pulau paling timur Indonesia, Rohim mengutarakan harapannya kepada Pemerintah. Dia berharap, Pemerintah dapat lebih memperhatikan lagi kebutuhan dan permasalahan di daerah yang menurut Rohim berbeda-beda dan tak bisa diselesaikan dengan satu cara yang sama.
“Harus bisa melihat detail masalahnya itu di mana. Kendalanya di mana. Kebutuhan daerah di mana. Beda-beda,” kata Rohim lagi.
Dari timur Indonesia, Rohim menjaga anak bangsa. Menjaga calon-calon pemimpin bangsa. Menjaga asa agar siswanya percaya kemajuan bisa dirasakan di seluruh Indonesia. Dari tanah Papua, Rohim turut menjaga Indonesia.