Sudirman menanggapi pertanyaan dengan pendekatan historis di Jawa Tengah. Namun, dia akan menggunakan APBD untuk berpihak pada rakyat kecil, perempuan, dan santri.
"Kalau kita tengok sejarah maka seluruh agama tumbuh di sini, cerita Walisongo, cerita Candi Prambanan, Borobudur, Cheng Ho. Makin tak ada perbedaan ketat antara abangan dan santri. Kita mengibarkan satu tema, APBD kita ke depan harus pro wong cilik, perempuan, dan santri," kata dia.
Menurut Sudirman, fokus pasangannya adalah pada orang yang paling tidak berdaya, rakyat desa, nelayan, dan santri. Selain itu, kepemimpinan sekarang harus diikuti kerendahan hati, tidak seperti Superman.
"Tidak ada alasan bagi partai untuk menolak kebutuhan masyarakat luas. Kartini lahir di Jepara, di Rembang, Kartini adalah simbol dari perjuangan perempuan, jika dengan pasangan ibu kita bisa menyajikan sejarah bisa terulang di Jawa Tengah, ini pemilihan figur, bukan pemilihan partai politik. Sekarang ini kita adu program, adu visi," kata dia.
Sementara, pasangannya, Ida Fauziah berpendapat tidak perlu pembedaan antara santri dengan abangan. Karena semua pihak berhak menikmati pembangunan.
"Tidak perlu dikotomi seperti itu karena semua berhak mendapatkan manfaat dari pembangunan. Santri di Jawa Tengah hampir setengah juta, ponpes hampir 6 ribu. Mereka berkontribusi membantu mencerdaskan bangsa. Mereka dibiarkan berjalan sendirian," ujar dia.