Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Sejumlah orang berpakaian adat nusantara menari di halaman Kantor Gubernur Papua, Sabtu (19/6/2021). Jelang 105 hari Pekan Olahraga Nasional (PON) XX 2021 edisi Kota Jayapura di tandai pemukulan tifa, pelepasan balon lampion ke udara, tarian nusantara. (ANTARA FOTO/Indrayadi TH)
Sejumlah orang berpakaian adat nusantara menari di halaman Kantor Gubernur Papua, Sabtu (19/6/2021). Jelang 105 hari Pekan Olahraga Nasional (PON) XX 2021 edisi Kota Jayapura di tandai pemukulan tifa, pelepasan balon lampion ke udara, tarian nusantara. (ANTARA FOTO/Indrayadi TH)

Jakarta, IDN Times - Juru Bicara Satgas Penanganan COVID-19 Profesor Wiku Adisasmito mengatakan, temuan kasus virus corona selama penyelenggaraan Pekan Olahraga Nasional (PON) XX di Papua segera ditangani. Sejumlah atlet dan official sedang menjalani isolasi atau perawatan seperti yang sudah diatur dalam pedoman.

Berdasarkan data yang diterima Satgas Penanganan COVID-19 di Papua, jumlah kasus COVID-19 yang ditemukan mencapai 29 orang. Namun, seorang di antaranya sudah berhasil pulih usai menjalani isolasi mandiri. 

"Saat ini kasus positif yang ditemukan telah segera ditangani lebih lanjut dengan isolasi atau perawatan sebagaimana pedoman yang sudah disusun sebelumnya. Monitoring dan evaluasi akan terus dilakukan sepanjang acara dan pasca-acara untuk perbaikan pelaksanaan PON atau acara besar lainnya di masa depan," ujar Wiku melalui pesan pendek kepada IDN Times, Rabu (6/10/2021). 

Puluhan orang yang terpapar COVID-19 di PON Papua itu terdiri dari 13 orang di Kabupaten Timika, dan 7 orang yang terlibat di Kabupaten Jayapura. Lalu, 6 orang yang bermarkas di Kota Jayapura dan 3 orang sisanya di Kabupaten Merauke.

Apakah kasus COVID-19 yang ditemukan selama penyelenggaraan PON XX di Papua akibat varian baru?

1. Kasus COVID-19 yang ditemukan di PON Papua bukan varian baru

Ilustrasi venue pertandingan di Gedung Olahraga (GOR) Waringin, Kota Jayapura, Papua, Kamis (8/7/2021) yang akan digunakan untuk PON XX Papua. (ANTARA FOTO/Indrayadi TH)

Sementara, juru bicara Kementerian Kesehatan, Siti Nadia Tarmizi mengatakan klaster PON bukan disebabkan varian baru COVID-19, seperti Mu atau R1.

"Bukan, berdasarkan penelusuran sampai saat ini," ungkap Nadia kepada IDN Times melalui pesan pendek hari ini. 

Nadia mendasarkan pernyataan tersebut atas tes pengurutan genome. "Ini kemungkinan adalah varian (COVID-19) yang sudah ada," kata dia. 

Salah satu yang tertular COVID-19 adalah lima atlet asal DKI Jakarta. Koordinator dokter kontingen DKI Jakarta di PON XX Papua, Junaidi, sempat mengaku khawatir atletnya tertular varian baru COVID-19. Hal itu lantaran hasil CT (cycle treshold) tes swab PCR atlet yang terkonfirmasi positif sangat rendah. 

"Beberapa atlet kami CT-nya masih rendah sekali. Kami takut ada yang terpapar varian baru di Papua," ungkap Junaidi, Selasa, 5 Oktober 2021. 

Junaidi menjelaskan ketika tiba di Papua semua kontingen asal DKI Jakarta dinyatakan aman dari COVID-19. Mereka baru terdeteksi tertular virus corona usai hendak pulang ke Ibu Kota. 

"Tidak mungkin mereka terpapar dari Jakarta karena mereka tiba di sini (Papua) sudah lama sekali," katanya. 

2. Individu yang tertular COVID-19 mengalami gejala ringan atau tanpa gejala

Ilustrasi Tes Usap/PCR Test. IDN Times/Hana Adi Perdana

Sementara, menurut keterangan dari Juru Bicara Satgas COVID-19 Papua, Dr Silawanus Sumule, semua orang yang tertular virus corona tidak menunjukkan gejala atau hanya mengalami gejala ringan. Semua individu yang terpapar virus mematikan itu tengah menjalani isolasi terpusat agar mudah dipantau. 

"Penanganan (pasien yang terpapar COVID-19) dilakukan pada isolasi terpusat, pada kapal-kapal yang disiapkan oleh Satgas PB PON, rumah sakit mitra yang bekerja sama, dan ada yang melakukan isolasi mandiri dengan pemantauan ketat tenaga kesehatan," ujar Sumule, kemarin. 

Ia memastikan, atlet hingga official yang terjangkit virus Sars-CoV-2 itu kemungkinan besar terinfeksi di Papua. Sebab, sebelumnya mereka sudah melakukan tahap skrining saat akan datang dan bertanding di PON XX Papua.

Sumule juga menjelaskan salah satu penyebab individu yang terpapar COVID-19 tidak menunjukkan gejala berat karena mereka telah divaksinasi lengkap.

"Mereka yang terinfeksi saat ini adalah yang sudah mendapat vaksinasi dua kali. Jadi, ini berkorelasi erat, karena bergejala ringan secara teoritis. Yang sudah vaksinasi bisa saja terkena COVID-19, tapi dengan gejala ringan bahkan tanpa gejala," kata dia.

Terlepas dari itu, Sumule memastikan jika kondisi ini masih bisa ditangani dengan baik oleh Satgas COVID-19. Ia pun memastikan terus melakukan koordinasi dan evaluasi agar pelaksanaan PON ini berjalan dengan baik dan tak menimbulkan klaster baru.

3. Kemunculan kasus COVID-19 saat perhelatan PON XX telah diwanti-wanti epidemiolog

Epidemiolog Griffith University Australia, Dicky Budiman. (dok. Pribadi/Dicky Budiman)

Sebelumnya, potensi kemunculan penularan COVID-19 saat penyelenggaraan PON XX di Papua telah diwanti-wanti epidemiolog. Apalagi, upacara pembukaan turut dihadiri 10 ribu orang. Belum lagi pertandingan di PON XX dan Peparnas XVI boleh disaksikan secara langsung. 

Epidemiolog dari Universitas Griffith, Brisbane, Australia, Dicky Budiman bahkan memprediksi usai penyelenggaraan PON XX, kasus COVID-19 di Papua berpotensi kembali melonjak. Dicky mendasarkan pandangannya itu dari penyelenggaraan Olimpiade di Tokyo, Jepang, yang menjadi penyebab kasus COVID-19 di sana kembali melonjak. 

Ia kemudian mengusulkan agar selama penyelenggaraan PON XX, panitia memberlakukan sistem bubble yang ketat dan disiplin. Artinya, panitia harus membatasi pergerakan kontingen dari wisma atlet menuju lokasi pertandingan dan sebaliknya. 

"Tidak mungkin PON bisa diselenggarakan dengan nol risiko. Potensi ledakan (kasus COVID-19) tetap ada. Tapi bisa diminimalisasi. Caranya dengan menggunakan sistem bubble agar tidak muncul klaster," ungkap Dicky kepada IDN Times melalui pesan suara pada 10 September 2021.

Meski pada teori, protokol kesehatan akan ditegakan selama penyelenggaraan PON XX, namun situasi di lapangan masih banyak ditemukan warga Papua yang tak mengenakan masker. Namun, begitu, Menteri Pemuda dan Olahraga, Zainul Amali mengatakan pertandingan PON XX tetap diselenggarakan sesuai jadwal. 

"Pertandingan tetap berlangsung. Sementara, protokol kesehatan tetap terjaga sesuai aturan-aturan yang telah ditetapkan," ujar Zainul  dalam keterangan resminya setelah menyaksikan perlombaan menembak di Arena Menembak, Kampung Harapan, Kabupaten Jayapura yang dikutip dari kantor berita ANTARA, Rabu (6/10/2021). 

Editorial Team