IDN Times, New York – Laman resmi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menggambarkan markas pusatnya sebagai berikut: Berdiri di Pantai Timur Pulau Manhattan, di Tepi Sungai Timur Kota New York, markas PBB seluas 18 hektar itu tetap menjadi simbol perdamaian dan mercusuar harapan.
Kalimat itu tentu menuai banyak tanda-tanya dan sikap skeptis, mengingat belakangan PBB dianggap tak berfungsi sebagaimana yang diharapkan dalam Solusi konflik dunia saat ini, dari perang di Ukraina yang diserbu Rusia, sampai perang di Gaza, di mana Israel melakukan genosida terhadap warga Palestina.
Begitu pun, jika berkunjung ke New York, ada baiknya menyempatkan mampir ke Markas PBB yang megah ini. Warga umum bisa mendaftar untuk ikut tur dengan pemandu. Saat IDN Times berkunjung ke sana, akhir Agustus 2024, suasana relatif sepi. Gedung PBB mulai ramai mulai 10 September setiap tahun, dan akan dipenuhi ribuan orang termasuk kepala pemerintahan anggota PBB yang menghadiri Sidang Majelis Umum PBB, biasanya minggu ketiga September. Tahun ini, sidang majelis umum PBB ke-79 akan diadakan 24 September 2024.
Selain melihat ruang-ruang sidang, di Markas Pusat PBB kita bisa menyaksikan ribuan benda seni berkualitas tinggi, tak ternilai harganya. Benda-benda itu adalah cinderamata negara-negara kepada PBB. Kantor yang mirip galeri seni yang mengagumkan.
Gedung ini mulai dibangun pada 24 Oktober 1949. Bangunan utama terdiri dari gedung sekretariat, gedung majelis umum, gedung konferensi dan gedung perpustakaan.
Berikut potret Markas Pusat PBB.