Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
rektor IPB.jpg
Ketua HA IPB Walneg S Jas (kelima dari kiri) bersama Rektor IPB Arif Satria (keempat dari kiri) saat foto bersama usai konferensi pers IPB Run 2025 Half Marathon di IICC Bogor, Sabtu (4/10/2025). IDN Times/Linna Susanti.

Intinya sih...

  • Tantangan "anti-mainstream": Lintasan half marathon dengan elevasi setengah kilometer

  • Konsisten bawa misi "kesehatan bumi" dan donasi untuk beasiswa

  • Fasilitas dan manpower optimal, tersedia pijat dan ruang ibadah

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Bogor, IDN Times – Gelaran IPB Run Half Marathon 2025 kembali hadir di Kampus IPB Dramaga. Event lari yang memasuki tahun keempat ini sukses menarik perhatian ribuan pelari.

Dari peningkatan kuota hingga misi kemanusiaan dan lingkungan yang diusung, IPB Run 2025 siap jadi event lari yang tak hanya menguji fisik, tapi juga meningkatkan kesadaran terhadap kesehatan bumi.

Menurut Ketua Himpunan Alumni IPB Walneg S. Jas, animo masyarakat terhadap IPB Run tak bisa dianggap remeh. Sejak dimulai pada 2022 dengan 2.500 peserta, jumlahnya terus naik menjadi 3.000 (2023) dan 3.500 (2024). Tahun ini, kuota dibuka untuk 4.000 runner.

Hebatnya, kata dia, meskipun pendaftaran belum ditutup secara resmi, kuota 4.000 peserta tersebut sudah terpenuhi. Bahkan, tercatat ada 19.000 permintaan pendaftaran yang masuk. Ketua HA IPB, Walneg S. Jas, menjelaskan alasan pembatasan kuota ini.

“4.000 runner, bukan tidak ingin menambahkan jadi 5.000, 6.000, tapi kita lihat dulu track-nya memungkinkan apa tidak,” ujar Walneg dalam konferensi pers pra-pembukaan di IICC Bogor, Sabtu (4/10/2025).

Kuotanya sendiri dibagi secara imbang, 2.000 peserta umum dan 2.000 peserta alumni IPB.

1. Tantangan anti-mainstream, lintasan half marathon dengan elevasi setengah kilometer

Peta IPB Run 2025 Half Marathon. IDN Times/Linna Susanti.

Walneg menuturkan, lintasan lari ini berbeda dari event lari lain yang biasanya datar.

"Lintasannya berbeda dengan yang lain-lain, kecuali ultra marathon, tapi untuk half marathon dengan lokasi naik turun itu tantangan tersendiri," katanya.

Menurut Walneg, tingkat elevasi (pendakian) yang menantang menjadi keunikan tersendiri bagi pengalaman peserta.

Half Marathon (HM/21K) memiliki elevasi hampir mencapai setengah kilometer.

Sementara rute Run 10K elevasi mendaki hingga 450 meter dan 5K: Elevasi mendaki 100 meter.

2. Konsisten bawa misi kesehatan bumi dan donasi untuk beasiswa

Simulasi peserta IPB Run 2025 Half Marathon di IICC Bogor, Sabtu (4/10/2025). IDN Times/Linna Susanti.

IPB Run selalu mengusung tema kesehatan bumi, dan tahun ini misi tersebut semakin diperkuat dengan fokus pada penanaman. Selain berdonasi untuk beasiswa, panitia juga menekankan pentingnya menyeimbangkan antara mengambil manfaat dari alam dan memberi kembali.

"Terlebih kita ada misi lingkungannya, ada penanaman pohon, kita juga berarti penyelamatan manusianya juga," tegas Walneg.

Ketua Panitia Afrizal mengungkapkan strategi penanaman yang unik, alih-alih menanam pohon di kampus yang sudah rimbun.

"Kami akan memberikan pohon untuk para peserta ditanam di rumah masing-masing dalam membantu menghijaukan bumi, karena di kampus IPB sudah terlalu rimbun justru," katanya.

3. Fasilitas dan manpower optimal, tersedia pijat dan ruang ibadah

Peta IPB Run 2025. IDN Times/Linna Susanti.

Ketua Panitia IPB Run 2025 Half Marathon Afrizal kegiatan lari yang akan dimulai sejak pukul 05.30 WIB (HM), 05.45 WIB (10K), dan 06.00 WIB (5K), memastikan kenyamanan peserta dengan dukungan penuh dari tim lapangan.

Total 500 manpower disiapkan, mencakup tim marshal, pacer, dan tim medis. Khusus tahun ini, panitia menyediakan fasilitas tambahan untuk mengapresiasi para runner yang berjuang di medan menantang:

Pertama, ada pijat (massage) setelah lari, ruang untuk ibadah salat bagi peserta, dan jersey khusus yang membedakan peserta umum dengan peserta alumni (berlogo alumni IPB).

Walneg S. Jas berharap, acara ini dapat menjadi sarana untuk mengapresiasi komunitas sekaligus memperkenalkan kampus lebih luas.

"Semoga ini bisa mengekspose kampus juga, ekosistem, kesehatan, lingkungan dan manusia yang ada di dalam kampus," ujarnya.

Editorial Team