(Wakil Ketua KPK Saut Situmorang memberikan penghargaan kepada Kemenag karena paling rajin melaporkan gratifikasi) Dokumentasi Kemenag
Apabila menengok kembali memori ke belakang, Lukman diberi penghargaan oleh KPK di pada puncak peringatan hari Anti Korupsi sedunia 2017 lalu. Kementerian Agama mendapat dua penghargaan ketika itu yakni lembaga dengan tingkat kepatuhan LHKPN (pelaporan harta kekayaan) terbaik dan lembaga dengan sistem pengendalian gratifikasi terbaik.
Selain mendapat apresiasi secara institusi, KPK juga memberikan penghargaan pribadi sebagai pelapor gratifikasi dengan nilai terbesar yang ditetapkan menjadi milik negara. Ada dua orang lainnya yang mendapatkan penghargaan tersebut yakni Presiden Joko "Jokowi" Widodo dan Wapres Jusuf "JK" Kalla.
Penghargaan ketika itu diberikan secara langsung oleh dua komisioner KPK yakni Saut Situmorang dan Basaria Panjaitan. Tiga penghargaan sekaligus menjadi berkah dan pengakuan yang luar biasa.
Sekjen Kemenag ketika itu, Nur Syam bahkan menyebutnya tiga penghargaan itu menjadi kado akhir tahun yang baik, lantaran diberikan pada Desember 2017. Apalagi, kata dia, isu korupsi, kolusi dan nepotisme masih marak terjadi di Indonesia.
"Penghargaan dari KPK ini sekaligus menjadi bukti bahwa Kemenag itu bersih dan berhasil mengelola pengendalian gratifikasi. Itu menjelaskan kepada publik bahwa Kemenag sudah sangat berbeda. Kemenag sangat peduli terhadap kepatuhan LHKPN dan pengendalian gratifikasi," kata Nur Syam dua tahun lalu.
Dua tahun kemudian agaknya ucapan tersebut perlu dikoreksi lantaran lembaga antirasuah menggeledah ruang kerja Menag Lukman usai dilakukan operasi senyap di Surabaya terhadap mantan Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Muchammad Romahurmuziy. Pria yang akrab disapa Rommy itu diduga memperdagangkan posisi di Kemenag. Apabila ingin naik jabatan atau masuk ke Kemenag maka harus menyetor sejumlah uang kepadanya.
Dalam kasus yang tengah ditangani oleh lembaga antirasuah, dua PNS Kemenag diduga kuat telah menyerahkan sejumlah uang ke Rommy. Haris Hasanudin menyerahkan duit senilai Rp250 juta di rumah Rommy di Jakarta Timur. Sedangkan, Muhammad Muafaq Wirahadi memberi Rp50 juta ke ajudan Rommy di Hotel Bumi Surabaya.
Sebagai ketum, Rommy diduga kuat menggunakan pengaruhnya hingga ke Menag Lukman. Bukti di persidangan berupa percakapan telepon antara Menag Lukman dan staf khususnya menunjukkan betapa Menteri dari PPP itu patuh terhadap ketumnya.
Lukman terekam sempat meminta persetujuan dari Rommy terkait individu yang hendak ditempatkan sebagai Kepala Kanwil di Provinsi Sulawesi Barat.
"Assalamualaikum, itu tolong cepat tanyakan ke ketum (Rommy) yang kanwil Sulbar gimana, lalu kemudian Jawa Timur bagaimana? Dua itu saja," ujar Lukman kepada staf khususnya bernama Gugus.