Presiden Prabowo Subianto (dok. Sekretariat Presiden)
Sebelumnya, Direktur Democracy and Election Empowerment Partnership (DEEP) Indonesia, Neni Nur Hayati menyebut, tingkat kepuasan masyarakat tinggi terhadap 100 hari pemerintahan Presiden Prabowo Subianto karena dipengaruhi kebijakan populis.
Ia pun menjelaskan sejumlah program populis Prabowo yang memang akhirnya membuat citra pemerintahan positif. Salah satunya progam makan bergizi gratis (MBG), pemeriksaan kesehatan gratis, dan bantuan sosial (bansos).
"Ya karena memang pertama kepuasan masyarakat itu terhadap implementasi kebijakan yang populis, misalnya berkaitan dengan makan gizi gratis, pemeriksaan kesehatan gratis, meskipun sebetulnya di antara beberapa yang menjadi program kementerian itu juga belum diimplementasikan di lapangan ya. Kemudian juga ada misalnya bansos," ucap dia dalam acara Ngobrol Seru bersama IDN Times.
Neni pun mengimbau agar pemerintah tidak terlalu terjebak pada kebijakan yang populis untuk memoles citra publik. Sebab bukan tidak mungkin program-program tersebut hanya menjadi bagi-bagi kepentingan tertentu dan berpotensi terjadi praktik korupsi.
"Tapi jangan kemudian juga ya kita terjebak dalam populisme gitu, karena kan tentan gitu ya, salah satu ciri populisme yang disampaikan oleh Francis Fukuyama itu kan banyaknya kebijakan-kebijakan yang dalam tanda kutip itu adalah populis, dan itu kemudian dipaksakan. Ini justru akan juga kekhawatirannya memang berpotensi pada bancakan-bancakan program," tegasnya.
"Lalu kemudian juga mencari keuntungan gitu ya, salah satu pihak-pihak tertentu, dan ini potensi korupsinya juga sangat tinggi, jadi itu yang kita khawatirkan," sambung dia.