Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
BMKG dan BNPB gelar kolaborasi Operasi Modifikasi Cuaca (OMC) selama 7 hari di Riau (bmkg.go.id)
BMKG dan BNPB gelar kolaborasi Operasi Modifikasi Cuaca (OMC) selama 7 hari di Riau (bmkg.go.id)

Intinya sih...

  • 12,4 ton NaCl ditebar untuk meredam hujan ekstrem

  • Pertumbuhan awan konvektif terjadi terus, penyemaian dilakukan di laut agar hujan turun sebelum mencapai wilayah padat penduduk

Jakarta, IDN Times - Hujan deras yang mengguyur wilayah Jabodetabek dalam beberapa hari terakhir membuat sejumlah wilayah kebanjiran. Guna mengantisipasi risiko bencana hidrometeorologi semakin meluas, Badan Meteorologi dan Geofisika (BMKG) bersama Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menggelar Operasi Modifikasi Cuaca (OMC) secara intensif di kawasan Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi.

Deputi Bidang Modifikasi Cuaca BMKG, Tri Handoko Seto, mengatakan operasi ini berlangsung 24 jam nonstop sejak 7 Juli 2025 dari Posko di Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur. Menurut dia, OMC jadi langkah strategis pemerintah untuk memperkuat ketahanan nasional lewat kolaborasi berbagai pihak, termasuk sektor swasta.

“Operasi ini bukan hanya bertujuan mencegah bencana, tetapi juga menekan eskalasi dampaknya dan mempercepat proses penanganan di lapangan. Kolaborasi adalah kunci keberhasilan,” ujar Seto dalam keterangannya, dikutip Jumat (11/7/2025).

1. 12,4 ton NaCl sudah ditebar

Pemerintah melaksanakan operasi modifikasi cuaca (OMC) lanjutan tahap dua pada 11 sampai 20 Maret 2025 (dok. BNPB)

Sampai 10 Juli 2025, tercatat sudah ada 18 sorti penerbangan dari dua operator, yakni PT Alkonost dan PT Makson. Dari kegiatan tersebut, sebanyak 12,4 ton Natrium Klorida (NaCl) dan 3,6 ton Kalsium Oksida (CaO) berhasil disemai ke sistem awan berpotensi hujan ekstrem.

Pada hari pertama, operasi sempat terkendala cuaca buruk di sekitar bandara. Namun, masalah ini cepat teratasi setelah BNPB menambah armada pesawat. Mulai 8 Juli, cuaca mendukung dan kegiatan OMC berjalan optimal. Bahkan, beberapa wilayah Jabodetabek mulai merasakan penurunan intensitas hujan.

“Modifikasi cuaca adalah upaya ilmiah berbasis data untuk meredam dampak cuaca ekstrem. Ini bukan lagi kegiatan eksperimental, tetapi bagian dari strategi nasional mitigasi bencana,” kata dia.

2. Pertumbuhan awan konvektif masih terus terjadi

BPBD DKI Lakukan Modifikasi Cuaca. (dok. BPBD)

Kegiatan ini didasarkan pada pemodelan cuaca numerik dan prediksi atmosfer yang diperbarui real-time oleh BMKG. Evaluasi dilakukan tiap hari demi memastikan efektivitas operasi dan menjadi masukan teknis bagi BNPB untuk langkah selanjutnya.

BMKG mengingatkan, kondisi geografis juga berpengaruh besar terhadap risiko banjir. Di daerah yang punya sistem drainase dan resapan bagus, hujan lebat bisa dikelola. Namun di kawasan padat seperti Jabodetabek, air hujan bisa cepat menggenang dan menyebabkan banjir.

Direktur Operasi Modifikasi Cuaca BMKG, Budi Harsoyo, mengatakan, pertumbuhan awan konvektif masih terus terjadi, terutama pada sore hari. Ini disebabkan oleh atmosfer yang lembap dan tingkat penguapan tinggi di wilayah utara Pulau Jawa.

“Jika awan-awan berpotensi hujan terbentuk di atas laut dan terdeteksi bergerak ke daratan, penyemaian akan dilakukan di laut terlebih dahulu agar hujan turun sebelum mencapai wilayah padat penduduk,” kata Budi.

Sorti tetap dijalankan dengan metode yang fleksibel, mengikuti pergerakan awan. BMKG juga memprediksi, mulai 12 Juli 2025, potensi hujan akan meningkat lagi setelah sempat menurun beberapa hari terakhir.

Pendanaan seluruh kegiatan OMC dibiayai penuh oleh BNPB. Sementara BMKG bertugas memberikan rekomendasi teknis, pendampingan ilmiah, serta mengawasi pelaksanaan agar hasilnya akurat dan efisien.

3. BNPB kerahkan dua pesawat

BPBD DKI lakukan Operasi Modifikasi Cuaca (OMC)/ dok BPBD DKI

Direktur Dukungan Sumber Daya Darurat BNPB, Agus Riyanto, menambahkan, pihaknya mengerahkan dua pesawat untuk menyemai awan. Operasi ini dikawal ketat oleh kru berpengalaman.

Kapusdatin BNPB, Abdul Muhari, juga mengatakan, OMC merupakan hasil kerja bareng antarinstansi.

Editorial Team