Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Times/Axel Jo Harianja

Jakarta, IDN Times - Kepala Biro Penerangan Masyarakat (Karo Penmas) Divisi Humas Mabes Polri, Brigjen Pol. Dedi Prasetyo, mengatakan bahwa pimpinan kelompok teroris Jamaah Ansharut Daulah (JAD) Bekasi, EY(27) yang ditangkap pada Rabu(7/5) lalu, memiliki kemampuan yang tinggi dalam merakit bom.

Untuk mengaktifkan bom yang telah dirakitnya, EY, kata Dedi, memanfaatkan teknologi dalam menjalankan aksi terornya tersebut. "Selain menggunakan (bahan) kimia, rangkaian switching juga telah dibuat kalau ada demo massa besar di KPU," kata Dedi di Mabes Polri Jakarta Selatan, Jumat(10/5).

1. EY menggunakan teknologi Wi-Fi untuk mengaktifkan bom tersebut

IDN Times/Axel Jo Harianja

EY, kata Dedi, telah memprediksi bakal ada penghilangan sinyal (jammer) gawai di saat terjadinya aksi massa. Untuk mengatasi hilangnya sinyal tersebut, EY dijelaskan Dedi menggunakan router untuk mengalirkan sinyal Wi-Fi. Tak hanya itu, EY juga telah menyiapkan booster sinyal Wi-Fi agar dapat meledakkan bom dengan radius yang lebih luas.

"Adanya booster bisa menjangkau radius dari 200 meter, 500 meter, hingga 1 kilometer. Nanti meledakannya pakai sinyal Wi-Fi," ungkap Dedi.

Lebih lanjut, Dedi mengatakan, tim Detasemen Khusus (Densus) 88 Anti-Teror Polri masih melakukan pengejaran tehadap anggota teroris yang tergabung dalam kelompok JAD Bekasi.

"Hari ini ada upaya paksa penangkapan terhadap dugaan pelaku terorisme dan melakukan pengejaran JAD Bekasi," kata Dedi.

Pengejaran itu kata Dedi dalam rangka memitigasi rencana aksi terorisme saat pengumuman hasil perhitungan suara pemilihan umum (Pemilu) 2019 pada 22 Mei, 2019 mendatang.

"Densus 88 berusaha semaksimal mungkin menangkap seluruh anggota JAD Bekasi sebelum 22 Mei. Diharapkan dengan upaya yang dilakukan selama ini, tidak ada aksi terorisme," jelas Dedi.

2. Bom yang dirakit EY disebut Mother of Satan

Editorial Team

Tonton lebih seru di