(Ilustrasi) (IDN Times/Sukma Shakti)
Diketahui, Densus 88 menindak delapan orang yang tergabung dalam kelompok jaringan JAD Lampung selama tiga hari berturut-turut yakni Kamis(2/5), Sabtu(4/5), dan Minggu(5/5).
Selain SL, teroris lain yang ditangkap yakni RH, M, AN (20), MC (28), MI (32), IF alias Samuel (19) dan T (25). Teroris T saat akan ditangkap melakukan perlawanan dengan melempar bom ke arah aparat kepolisian. Akhirnya, polisi memberikan tembakan terukur kepada T. Namun nahas, T tewas d itempat akibat bom yang ia pegang meledak saat itu juga.
Dedi mengungkapkan, kelompok JAD Bekasi ini berkolaborasi dengan JAD Lampung dengan tujuan yang sama. Mereka akan melakukan amaliyah dengan sasaran aparat kepolisian yang sudah hampir 20 tahun melakukan penegakan hukum secara masif terhadap kelompok-kelompok tersebut. Mereka dijelaskan Dedi juga akan melakukan serangan terhadap aksi massa.
"Menjelang tanggal 22 Mei ini, akan ada banyak aksi massa yang bisa mereka manfaatkan yang berujung 'people power'. Ini merupakan suatu momentum kelompok tersebut melakukan serangan. Satu sisi menimbulkan korban yg banyak, sisi kedua mereka menginginkan chaos. Kalau merembet ke mana-mana, sleeping-sleeping cell mereka akan bangkit seperti kerusuhan di Suriah, Irak, mau pun di Malawi, konsepnya seperti itu," ungkap Dedi.
"Densus 88 tidak berhenti sampai sini, di lapangan dan terus mengikuti tiap pergerakan yang sudah di-mapping oleh Densus 88," katanya lagi.