ilustrasi (Pixabay/Clker-Free-Vector-Images )
Selain itu, untuk mengaktifkan bom yang telah dirakitnya, EY disebut memanfaatkan teknologi dalam menjalankan aksi terornya tersebut.
"Selain menggunakan (bahan) kimia, rangkaian switching juga telah dibuat kalau ada demo massa besar di KPU," kata Dedi.
EY juga telah memprediksi bakal ada penghilangan sinyal (jammer) gawai di saat terjadinya aksi massa. Untuk mengatasi hilangnya sinyal tersebut, EY dijelaskan Dedi menggunakan router untuk mengalirkan sinyal Wi-Fi. Tak hanya itu, EY juga telah menyiapkan booster sinyal Wi-Fi agar dapat meledakkan bom dengan radius yang lebih luas.
"Adanya booster bisa menjangkau radius dari 200 meter, 500 meter, hingga 1 kilometer. Nanti meledakannya pakai sinyal Wi-Fi," ungkap Dedi.
Lebih lanjut, Dedi mengatakan bahwa Detasemen Khusus (Densus) 88 Anti-Teror Polri masih melakukan pengejaran tehadap anggota teroris yang tergabung dalam kelompok JAD Bekasi.
"Hari ini ada upaya paksa penangkapan terhadap dugaan pelaku terorisme dan melakukan pengejaran JAD Bekasi," kata Dedi.
Pengejaran itu, kata Dedi, dalam rangka memitigasi rencana aksi terorisme saat pengumuman hasil perhitungan suara pemilihan umum(Pemilu) 2019 pada 22 Mei mendatang.
"Densus 88 berusaha semaksimal mungkin menangkap seluruh anggota JAD Bekasi sebelum 22 Mei. Diharapkan dengan upaya yang dilakukan selama ini, tidak ada aksi terorisme," jelas Dedi.