Jokowi beri sambutan di Rakernas Ikatan Apoteker Indonesia pada Kamis (5/11/2020) (Dok. Biro Pers Kepresidenan)
Sementara, Presiden Joko "Jokowi" Widodo tetap optimistis suntik vaksin bisa dilakukan akhir tahun 2020 ini, walau Menkes sebelumnya mengatakan vaksin yang dibeli belum ada yang datang.
Saat meninjau simulasi pemberian vaksin COVID-19 di Puskesmas Tanah Sareal, Kota Bogor, pada 18 November 2020 lalu. Jokowi optimistis pemberian vaksin bisa direalisasikan akhir 2020 atau awal 2021.
"Kalau melihat tadi di lapangan dan melihat simulasi, kita memperkirakan akan mulai vaksinasi itu di akhir tahun atau di awal tahun," kata dia.
Jokowi mengatakan setelah vaksin COVID-19 tiba di Indonesia, masih ada proses yang harus dilalui sebelum disuntikkan kepada masyarakat.
"Masih ada tahapan lagi di BPOM, karena kita memerlukan Emergency Use Authorisation (UEA) dari sana," beber Jokowi.
Mantan Gubernur DKI Jakarta ini menjelaskan, untuk mendapatkan UEA dari BPOM membutuhkan waktu tiga minggu. Menurutnya, keamanan vaksin tetap harus diutamakan.
"Kaidah-kaidah scientific, kaidah-kaidah ilmiah ini juga saya sudah sampaikan wajib diikuti. Kita ingin keselamatan, keamanan masyarakat itu harus betul-betul diberikan tempat yang paling tinggi," tuturnya.
Pria kelahiran Solo ini memastikan, vaksin yang dibeli Indonesia harus masuk ke dalam daftar World Health Organization (WHO). Dia pun berharap, vaksin yang telah dibeli pemerintah bisa segera tiba di tanah air.
"Kita berharap vaksin ini datang di akhir November ini, qkita ingin berusaha. Tapi kalau tidak bisa berarti masuk ke Desember. Baik itu dalam bentuk vaksin jadi maupun dalam bentuk nantinya bahan baku yang akan diolah di Biofarma," tukas Jokowi.