Jakarta, IDN Times - Badan Keamanan Laut (Bakamla) menyatakan simbol-simbol pemerintah akan selalu hadir di Laut Natuna Utara, sebagai upaya untuk menjaga kedaulatan dari ancaman manapun. Bahkan, Bakamla siap bekerja sama dengan negara ASEAN.
Pernyataan itu disampaikan untuk merespons sikap agresivitas China di wilayah perairan Laut Natuna Utara. Akhir-akhir ini kapal penjaga perbatasan China kerap wara-wiri di sekitar area pengeboran lepas pantai di Natuna.
Kepala Bakamla, Laksamana TNI Aan Kurnia, mengatakan selain simbol negara, juga akan ada patroli rutin yang dilakukan jajarannya. "Simbol-simbol negara selalu hadir, baik itu Bakamla dan TNI Angkatan Laut harus selalu hadir," ungkap Aan ketika memberikan keterangan pers di Jakarta dan dikutip dari kantor berita ANTARA, Kamis (23/12/2021).
Selain aktif melakukan patroli, Bakamla juga mengusulkan agar dilakukan eksplorasi dan eksploitasi sumber daya alam. Pemerintah telah melakukan itu dengan memberikan izin eksplorasi pengeboran minyak lepas pantai yang berlangsung pada Juni hingga November 2021.
"Kami berharap (eksplorasi dan eksploitasi) ini bisa ditingkatkan," kata dia.
Aan menjelaskan Laut Natuna Utara memiliki potensi sumber daya laut yang melimpah. Tetapi pemanfaatannya belum optimal, terutama komoditas perikanan.
"Jadi, kementerian atau lembaga juga harus mendorong tidak saja keamanan tetapi juga ekonomi dan eksplorasi," tutur dia.
Menurut Aan, strategi itu penting dilakukan lantaran China semakin gencar mengklaim area yang masuk Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) di Laut Natuna Utara. Aan pun berniat melakukan diplomasi dengan penjaga perbatasan laut lainnya di kawasan ASEAN. Apa langkah konkret diplomasi tersebut?