Para Biksu melakukan ritual Thudong. (IDN Times/Imam Faishal)
Melansir laman Kemenag, ritual Thudong adalah perjalanan religi yang biasanya ditempuh dengan jalan kaki puluhan ribu kilometer. Perjalanan ini biasanya dilakukan oleh para Biksu atau dikenal juga dengan sebutan Bhante. Bhante sendiri merupakan sebutan agung yang disematkan untuk Biksu yang diakui serta dihormati dalam Buddha.
Ritual ini biasanya dilaksanakan menjelang hari-hari tertentu. Misalnya, untuk saat ini, ritual Thudong dilaksanakan menjelang hari Waisak. Istilah Thudong pun berasal dari bahasa Thailand. Menurut Oxford Reference, istilah Thudong artinya adalah tradisi para Biksu yang merujuk pada praktik pertapaan.
Menurut Bhante Dhammavuddho melalui Kemenag, Thudong sudah berlangsung sejak dahulu. Sejak zaman Sang Buddha, belum ada vihara dan tempat tinggal para Bhante. Para Bhante itu diberi kesempatan untuk tinggal di gunung, hutan, atau gua.
Bhante Dhammavuddho menambahkan, biasanya para Biksu akan berjalan selama 4 bulan untuk melaksanakan tradisi ini. Karena di Indonesia ada Candi Borobudur, ritual tahun ini dilaksanakan dari Thailand menuju Indonesia (Borobudur).
Di tahun ini, para Biksu memulai perjalanannya pada 23 Maret 2023 lalu dari Nakhon Si Thammarat, Thailand. Lalu mereka melewati Malaysia, Singapura, dan mulai tiba di Batam pada 8 Mei 2023 lalu.
Tentunya, tradisi atau ritual ini dilakukan bukan tanpa tujuan. Tujuannya sendiri adalah untuk melatih kesabaran para Biksu. Bhante Dhammavuddho mengatakan, sang Buddha mengajarkan bahwa kesabaran merupakan praktik dhamma paling tinggi. Ini tentunya harus diterapkan juga kepada para Biksu.
Saat melakukan tradisi ini, para Biksu akan terkena hujan dan panas. Selain itu, mereka juga hanya makan sehari sekali dan minum seadanya. Mereka pun gak pernah berbaring dan hanya mengenakan jubah dari potongan kain. Itulah kenapa, tradisi ini dikatakan untuk melatih kesabaran para Biksu atau Bhante.