Jakarta, IDN Times - Sejumlah tokoh publik yang menamakan dirinya Auditor Rakyat menerima tantangan yang pernah disampaikan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves), Luhut Pandjaitan, untuk melakukan audit terhadap PT Genomik Solidaritas Indonesia (GSI).
Langkah ini dilakukan untuk membuktikan ke publik bahwa Luhut memang benar-benar tak menerima sepeser pun keuntungan dari praktik tes swab PCR yang dikelola PT GSI. Mantan Kepala Staf Presiden (KSP) itu tercatat ikut menanam saham di PT GSI.
Publik terkejut ketika Luhut malah ikut menanam saham di perusahaan yang mengelola laboratorium tes swab PCR. Sebab, posisinya saat ini masih menjadi komandan penanganan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) wilayah Jawa dan Bali.
"Yang menjadi kunci dalam permasalahan ini, seharusnya sebagai seorang pejabat publik, seharusnya yang bersangkutan Pak Luhut dan Erick Thohir tidak membentuk sebuah perusahaan baru untuk mengadakan tes swab PCR. Tetapi, seharusnya menyerahkan itu kepada BUMN (Badan Usaha Milik Negara) terkait untuk menyelenggarakan tes swab PCR," ungkap Ferry Juliantono, Wakil Ketua Umum DPP Partai Gerindra, ketika memberikan keterangan pers di Cikini, Jakarta Pusat, yang disiarkan secara virtual di YouTube, Senin (29/11/2021).
Selain Ferry, ada sejumlah tokoh publik lainnya yang ikut tergabung dalam Auditor Rakyat, yakni mantan penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Novel Baswedan, ahli hukum tata negara Refly Harun, ekonom senior Anthony Budiawan, dan mantan anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) Marawan Batubara. Auditor Rakyat merupakan bagian dari gerakan yang diberi nama Kaukus Masyarakat Sipil untuk Demokrasi dan Keadilan Sosial.
Ferry menantang Luhut agar segera memberikan informasi mengenai hari dan waktu kesiapan bagi PT GSI untuk diaudit. Ia juga menyebut telah menggandeng kantor akuntan publik, untuk melakukan audit tersebut dan hasilnya akan diumumkan ke publik.
"Pak Luhut tidak perlu mengeluarkan uang satu peser pun untuk membayar kantor akuntan publik ini. Biar kami yang akan melaksanakan itu. Sekarang, terserah Pak Luhut kapan ada waktu. Minggu depan pun juga bisa," kata Ferry.
Apakah pihak Ferry sudah menerima respons dari Luhut atau Erick Thohir soal tantangan untuk diaudit tersebut?