Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Jemaah haji saat berjalan di King Fahd Road Mina, Arab Saudi. (IDN Times/Sunariyah)
Jemaah haji saat berjalan di King Fahd Road Mina, Arab Saudi. (IDN Times/Sunariyah)

Jakarta, IDN Times - Operasional pemberangkatan jemaah haji ke Tanah suci saat ini memasuki gelombang kedua, jemaah dari Madinah dan dari Tanah Air secara bertahap diberangkatkan ke kota Makkah Al-Mukarramah. 

Anggota Media Center Kementerian Agama Widi Dwinanda mengimbau agar pelaksanaan umrah wajib bagi jemaah yang telah tiba di Makkah dilakukan setelah cukup beristirahat dan waktunya dikoordinasikan ketua kloter.

“Imbauan serupa disampaikan PPIH (Panitia Penyelenggara Ibadah Haji bidang kesehatan) agar umrah wajib bagi jemaah lansia, risiko tinggi, jemaah sakit dan jemaah menggunakan kursi roda dilaksanakan setelah selesainya jemaah yang lain kecuali jemaah yang memiliki pendamping,” kata Widi dalam keterangan resmi Kemenag, Minggu (26/5/2024).

1. Laksanakan salat di sekitar hotel

Pintu keluar marwah tempat jemaah keluar usai melakukan sai. (IDN Times/Faiz Nashrillah)

Widi menyampaikan agar jemaah menjaga kesehatan dan dapat melaksanakan salat dan aktivitas ibadah sunnah lainnya di hotel dan masjid sekitar hotel. Menurutnya, salat di masjid sekitar hotel memiliki nilai pahala yang sama dengan salat atau beribadah di Masjidil Haram. 

“Jumhur ulama mengatakan, keistimewaan Tanah Haram mencakup seluruh wilayah Tanah Haram,” ucapnya.

2. Pelipatgandaan pahala salat mencakup semua Tanah Haram

Ilustrasi - Tenda-tenda jemaah haji di Mina, Arab Saudi. (IDN Times/Sunariyah)

Widi menambahkan pelipatgandaan pahala salat atau ibadah di tanah haram Makkah tidak dikhususkan di Masjidil Haram saja, tetapi mencakup semua Tanah Haram. 

“Jemaah tidak perlu khawatir, bila salat di hotel atau masjid sekitar hotel tidak memperoleh pahala sebagaimana bila salat di Masjidil Haram,” terangnya.

 

3. Bawa dokumen dan jangan sembarang letakkan sandal

Suasana Ka'bah, Minggu (19/5/2024). (IDN Times/Faiz Nashrillah)

Selain itu, Widi berpesan agar jemaah membatasi ibadah umrah dan sunnah berulang dan berziarah ke lokasi yang letaknya jauh dari hotel. Aktivitas ibadah sunnah yang berlebihan berpotensi jemaah akan kelelahan.

 “Persiapkan stamina tubuh sebaik mungkin untuk puncak haji nanti,” pesannya. 

Ia mengingatkan, agar jemaah ketika ke Masjidil Haram atau berpergian ke luar hotel melengkapi diri dengan alat pelindung diri berupa payung atau topi lebar untuk menghindari sengatan terik matahari.

“Selalu membawa dokumen penting berupa paspor dan dokumen penting lainnya, serta membawa kantong sandal dan dibawa saat ibadah di masjid. Jangan meletakkan sandal di sembarang tempat di masjid, karena berpotensi hilang dan lupa. Berjalan tanpa alas kaki atau sandal berisiko kaki melepuh terutama di lantai luar masjid dan terminal bus,” imbuhnya. 

Editorial Team