Presiden Jokowi datangi salah satu apotek di Bogor (YouTube/Sekretariat Presiden)
Usai bertanya tentang ketersediaan obat dan membeli beberapa barang di apotek, Jokowi kembali ke mobilnya. Ia pun langsung menghubungi Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin.
"Ini saya ini, saya cek ke apotek, apotek di Bogor ya, ini saya cari obat antivirus Oseltamivir gak ada. Cari lagi, yang obat antivirus yang tapi Favipiravir juga gak ada, kosong. Saya cari obat yang antibiotik Azitromycin, juga gak ada," kata Jokowi kepada Menkes melalui sambungan telepon.
Kepala Negara ini menjelaskan dirinya berada di Apotek Villa Duta, Kota Bogor. Jokowi mengungkapkan obat yang dicarinya habis sejak semingguan lalu. Dia pun mengatakan hanya mendapatkan multivitamin dan suplemen saja.
"Terus vitamin D3 juga, yang 5.000 IU juga gak ada. Vitamin D3 yang 5.000IU.
Iya, ini saya yang dapat hanya multivitamin, yang mengandung zinc, hanya itu," ucapnya.
"Suplemen juga, suplemen, apa, ini ada, (yang) D3-nya ada tapi hanya yang 1.000 IU. Hanya dapat ini aja, vitamin D3 yang 1.000 IU. kemudian yang, apa, suplemen ini yang kombinasi multivitamin, ada. Jadi yang lain-lain, obat antivirus, antibiotik, gak ada semuanya," ujar Jokowi kepada Menkes.
Menkes Budi pun menjawab Jokowi. Dia mengatakan stok obat terapi COVID-19 tersedia di beberapa apotek kawasan Kota Bogor.
"Karena saya ada catatan Pak Presiden, kita kan sudah ada yang online. Saya barusan cek ya Pak. Misalnya untuk Favipiravir di Apotek Kimia Farma Tajur Baru ada 4.900. Apotek Kimia Farma, Juanda 30, ada 4.300. (untuk Apotek) Kimia Farma di Semplak Bogor (ada) 4.200," ucap Budi.
Budi mengatakan masyarakat bisa mencari obat yang dibutuhkan secara online. "Itu ada data online yang ada di rumah sakit. Nah itu bisa dilihat by kota (ketersediaan obat dari tiap daerah) segala macam, berikut apoteknya (di) Kimia Farma, Century, Guardian, K24," tambah Budi.