Jakarta, IDN Times - Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019 tinggal menghitung hari. Menjelang 17 April, kedua kubu sudah mulai berlomba-lomba menggaet suara dari berbagai kalangan. Mendekati hari pencoblosan, suara dari para millennial dan kaum intelektual rupanya menjadi target dari kedua kubu, baik kubu calon presiden nomor urut 01, Joko 'Jokowi' Widodo, maupun kubu calon presiden nomor urut 02, Prabowo Subianto.
Lembaga survei Media Survei Nasional (Median) merilis hasil survei pasangan calon di kalangan pelajar. Menurut Median, Jokowi-Ma'ruf unggul di kalangan pemilih lulusan SD atau tidak tamat SD. Sementara, Prabowo-Sandiaga unggul di kalangan pemilih tamatan SMU dan perguruan tinggi.
"Dari 100 persen pemilih yang tidak tamat SD, ada 55,1 persen yang memilih Jokowi-Ma'ruf, 31,3 persen memilih Prabowo-Sandi, 13,6 persen undecided," kata Rico Marbun, Direktur Eksekutif Median, di Cikini, Jakarta Pusat, Senin (21/1).
Seakan tak terima disebut kalah pada pemilih intelektual, kubu Jokowi tunjukkan 'keunggulannya' lewat deklarasi alumni-alumni perguruan tinggi. Memasuki masa kampanye terbuka, dukungan dari para alumni perguruan tinggi terus mengalir kepada Jokowi.
Arus deras dukungan para alumni ini pun diharapkan Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma'ruf bisa memenangkan suara di pemilih intelektual. Lalu, inisiatif dari siapakah sebenarnya deklarasi dukungan alumni-alumni perguruan tinggi ini?