Jakarta, IDN Times - Presiden Joko "Jokowi" Widodo didesak agar tidak ikut latah menerima vaksin penguat (booster) COVID-19. Desakan itu muncul usai terungkap video percakapan Presiden Jokowi dan beberapa pejabat ketika meninjau vaksinasi bagi pelajar di SMP Negeri 22, Samarinda, Kalimantan Timur pada 24 Agustus 2021 lalu. Di dalam video tersebut, terungkap sejumlah pejabat yang tidak malu-malu mengakui sudah menerima vaksin booster.
Gubernur Isran Noor terdengar sudah mendapatkan suntikan vaksin booster Moderna. Pejabat lain yang ikut terdengar suaranya adalah Menteri Pertahanan Prabowo Subianto. Ia mengatakan semua pejabat yang mendampingi dalam kunkernya itu sudah memperoleh vaksin penguat.
"Pak Presiden belum, ya?" tanya Prabowo kepada mantan Gubernur DKI Jakarta itu seperti yang terdengar di tayangan video kunker dan diunggah di YouTube Sekretariat Presiden.
"Enggak (belum booster), saya nunggu (vaksin) Pfizer," kata Jokowi merespons pertanyaan Prabowo.
Video berisi percakapan informal itu kemudian dihapus oleh Istana. Tak berapa lama, video tersebut diunggah lagi. Namun, bagian percakapan informal yang bocor itu dihapus.
Organisasi pemantau wabah, LaporCovid19 mewanti-wanti Jokowi agar tidak ikut. meniru bawahannya yang melanggar aturan yang telah ditentukan oleh Kementerian Kesehatan. "Bila Presiden Jokowi melakukan vaksinasi dosis ketiga, berarti bapak memberikan contoh membenarkan para kepala daerah, pejabat, TNI/Polri, politisi, pengusaha dan non-nakes lainnya untuk mendapatkan booster," ujar LaporCovid19 dalam keterangannya di akun Instagram mereka yang dikutip Jumat (27/8/2021).
Berapa banyak suntikan vaksin ketiga yang sudah diterima oleh nakes dan warga umum?